April 2008

Pemerintah dan Film


Beberapa waktu lalu, saya sempat menonton acara infotainment yang mengabarkan bahwa presiden, wakil presiden beserta para mentri berbondong-bondong untuk menonton film produksi sineas Indonesia, mulai dari Naga Bonar Jadi 2, Ayat-Ayat Cinta sampai yang terbaru adalah KunFayaKun.
Mendengar berita di atas, sebagian dari kita pasti berpikir bahwa tindakan tersebut mencerminkan dukungan pemerintah terhadap Perfilman Indonesia tapi, apakah perfilman Indonesia memang hanya memerlukan dukungan seperti itu?
Sebelum memulai pembahasan, saya akan memperkenalkan anda dengan sinematek Indonesia, yang sejak tahun 1975 merupakan tempat informasi data, pengarsipan, dan dokumentasi perfilman Indonesia..
Sinematek Indonesia sendiri, merupakan arsip fim pertama di Asia Tenggara yang kemudian diterima bergabung dalam FIAF (Federation Internasionale des Archives du Film) pada Tahun 1978 dan secara membanggakan, merupakan arsip Pertama di Asia yang tergabung dalam Asosiasi Internasional namun akhirnya terpaksa keluar dari organisasi yang bersangkutan pada tahun 1998 karena kekurangan dana untuk membayar iuran.Kasihan sekali, bukan? Padahal ada beberapa sinematek dari Negara lain yang sampai sekarang menunggu untuk diterima sebagai anggota.
Adapun, kegiatan perawatan film di Sinematek antara lain mendata negative ex Jepang, membuat dan menempel label Casio, menata penyimpanannya, membersihkan film dokumenter, mengontrol temperatur dan kelembaban suhu di gudang film, serta melayani dan menyiapkan film-film yang akan dipinjam oleh pihak luar.
Adalah sebuah kenyataan yang menggelitik, bahwa sejak Tahun 1978, Sinematek Indonesia sudah tak lagi mendapat kucuran dana dari Pemda DKI karena merasa tidak memiliki tanggung jawab untuk membina Film Indonesia. Lalu, bagaimana kabar film-film Indonesia yang “dilestarikan” di Sinematek Indonesia?
Tentu saja, karena kurangnya perawatan, film-film yang ada menjadi mudah rusak dan lebih parah lagi, sesuai dari tulisan Ekky Imanjaya, Kritikus Film yang bercerita tentang kesadaran sejarah, diungkapkannya bahwa film-film penting seperti Pareh, Terang Boelan, Antara Bumi dan Langit, Yang Muda Yang Bercinta dan Tjoet Njak Dhien tak lagi bisa kita temukan di dalam Sinematek Indonesia. Belum lagi, ada sekitar 400-an judul film yang dikirim dari luar negeri untuk disimpan di sinematek. Mau jadi apa nanti nasib film-film yang tersimpan di dalam gedung sinematek indonesia?
Dengan kurangnya kucuran dana yang tak mampu menutupi biaya operasional di setiap bulannya, sinematek kemudian menemukan satu demi satu masalah yang bisa berakibat fatal pada rusaknya “sejarah” kita yang tersimpan di dalam gedung sinematek indonesia. Adapun, beberapa masalah seperti yang dikutip dari situs YPPHUI adalah : kurangnya sumber daya manusia untuk merawat film-film yang ada yang disebabkan oleh kecilnya gaji, kurangnya sarana dan prasarana untuk mendukung operasional sinematek indonesia, ketidakmampuan untuk membeli beberapa alat pendukung seperti kaleng film, dan bahkan sinematek indonesia tak punya dana lebih untuk membeli koleksi yang berarti. Belum lagi, koleksi film yang ada, harus disimpan dalam ruangan khusus yang dapat menjaga temperatur udara antara 5-7 derajat Celcius dan kelembapan 45-60 persen RH.
Kini, bagaimana dengan pemerintah?
Bagi Pemerintah Indonesia yang memiliki banyak masalah seperti kemiskinan, kerusuhan dan berbagai kecelakaan, film adalah prioritas ke-sekian dengan alasan yang kita kembalikan lagi pada pembahasan pertama: film hanya dianggap sebagai alat hiburan. Sungguh hal yang sangat disayangkan, mengingat bahwa bangsa kita yang yang kaya budaya ini bisa memiliki pemerintah yang bahkan tak mengerti arti sebenarnya sebuah film sehingga kemudian menganggap keberadaan sinematek indonesia bukanlah hal yang penting padahal, di negara-negara yang maju yang sudah mengerti mengenai pentingnya dokumentasi lewat film memberikan perhatian khusus bagi pelestarian film-film mereka. Sebagai contoh, katakanlah Perancis dan Rusia namun, bagi beberapa negar-negara berkembang dan bahkan negara miskin yang sudah memiliki kesadaran, sinematek mereka bagus karena usaha mereka didukung pemerintah.
Negara kita sudah cukup mengalami berbagai hal pahit karena ketidakpedulian dan sikap pemerintah Indonesia yang tak menghargai apa yang dimilikinya. Mulai dengan kehilangan beberapa pulau karena dicomot negara lain, beberapa budaya dan tarian kita bahkan hampir dianggap milik negara lain. Kini, apakah pemerintah harus duduk diam LAGI dan mentelantarkan film?
Kali ini, bila pemerintah melepas tanggung jawab, masyarakatlah yang harus turun tangan dengan mempertimbangkan bahwa kita sudah terlalu lama menjadi bangsa yang bertahan dan bukannya bangsa yang menyerang. Kita sudah terlalu lama duduk berpangku tangan dan hanya beraksi kalau ada yang mengusik kita. Karena itulah, diperlukan kepedulian masyarakat yang kemudian dikumpul dalam suatu wadah khusus untuk menghindari hal terburuk yang bisa terjadi : semua film-film Indonesia di masa lalu dan sekarang akan musnah di masa yang akan datang.
Kini, mari kita berandai-andai ada sebuah lingkaran yang diisi oleh orang-orang yang peduli dengan pelestarian film Indonesia. Bukankah aneh bila segelintir masyarakat Indonesia sudah bersedia membantu sementara pemerintah hanya berada di luar lingkaran?
Semuanya diserahkan kembali pada pemerintah. Hanya tinggal menghitung waktu bagi pemerintah untuk sadar pada saat mereka sudah kecolongan.

nb: ingin mendukung sinematek dalam hal dana?
coba kunjungi situs ini untuk membeli berbagai kaos lucu sekalian mendukung perfilman indonesia

Positive Impacts of Illegal Music Products

Every case will have pro’s and con’s also, will have a good and bad side so, based on that statement, we can conclude that the existence of Illegal Music Product also has a good impacts, those are :

•Free Promotional tools, especially for the newcomers
As what have been mentioned before, the existence of Illegal Music Product will create loss for Music Industry, singer and composer. Those people will not get the whole income they must get and can’t do anything when they see the people listen for their Music Product in the form of Illegal. But, let’s think the positive side of this case. Illegal Music Product can be their Free Promotional tools whether they aware or not because the existence of their Illegal Music Product will create more people who are able to pay for listening their song and the people who like and know their music will be increased and of course, it will create more famous name for them. For the Diva like Krisdayanti and Titi DJ, the impact may not be significant but, how about the newcomer? Let’s see Inul. Most people know her through illegal Music Product and without promotion, everybody knows her. Or, let’s make assumption. In the market, there are compilation CD and just imagine when the newcomer’s song inserted between known and famous songs in that Illegal CD. When people buy the CD, automatically, will know that newcomer without being promoted.

•The way for the low income people to get extra income
Just like what have been said before, Indonesia is a developing country with monetary crisis inside which means, Indonesia still categorized as low-income level country . Not just low income, there are also many unemployment inside this country. So, it makes sense if people mentioned above takes risk for selling the Illegal Music Product because that is one alternative to get income ( see table 1 ) in this difficult situation without forcing the government continually to help them. Now, Just go to the market and see the sellers of Illegal Music Product. Most of them are the low-income people and from those low-income people, there are some young and jobless people who make the Illegal Music Product to be their means of subsistence. At least, by doing that business, they can reduce their negative activities like stealing and other criminalities that create loss for society.


•Society satisfaction through consumer and Producer surplus
Generally, People like the cheap product and by seeing the condition now, the price of Original Music Product will not satisfy them in this Difficult Economy condition so, by the existence of the illegal Music Product, society can get more satisfaction and entertainment by paying lower than it must be. This situation will create consumer surplus because they pay something but actually they can purchase it with higher price ( or just say, entertainment in a cheap way ) so, the remain of money can be used to do something else. In this case, I use 5,000 which is the cheapest price of Illegal Music Product in the market and 25,000 which is the cheapest Original Music product I the form of CD. Talking about producer Surplus, the producer also gets profit because they sell product with lower cost caused by some agreements and advance of technology. In this case, I use 1,500 as cost of production which consist of Disc ( 1,000 ) and the plastic seal+cover+miscellaneous ( 500 ) and use 2,200 from the case example got from POLDA SULUT.

Ujian Nasional : Standardisasi Yang Dipaksakan


Beberapa waktu lalu, dua adik saya yang duduk di kelas 2 SMA sempat terlihat santai di rumah, yang ternyata disebabkan oleh adanya Ujian Nasional (UN) di sekolah mereka sehingga mereka pun bisa berleha-leha untuk sementara. Akhirnya, masa mengerikan bagi seluruh anak Kelas 3 SMA di seluruh Indonesia datang juga.
Omong-omong soal Ujian Nasional, saya jadi ingat dulu waktu saya kelas 3 SMA dan dengan sialnya jadi generasi pertama (kalo ngga salah,tahun 2003) yang merasakan standardisasi untuk nilai Ujian Nasional bagi 3 mata pelajaran : Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Sampai sekarang, saya ngga bakalan lupa betapa takutnya saya akan ujian matematika mengingat posisi saya yang sangat mengenaskan waktu ujian, yaitu duduk manis tepat di depan pengawa,huwaaaaa…..Tapi, untunglah walaupun nilai saya termasuk ngga memuaskan, nyatanya saya lulus juga.
Masih jelas dalam ingatan saya peristiwa yang terjadi tahun lalu, yang mana, banyak siswa yang dinyatakan ngga lulus, mulai dari yang memang dari sononya pemalas sampe yang pernah mengikuti olimpiade Fisika hingga berbagai reaksi pun diperlihatkan, mulai dari demostrasi maupun sumpah serapah pada pemerintah yang memberlakukan standardisasi ini. Waktu saya menontonnya di TV, hanya satu hal yang terlintas di benak saya : Untung Waktu Itu Saya Lulus dan untung saja waktu itu standarnya masih bertengger di nilai 3. Huff…baru terasa sekarang rasa bersyukurnya,hehehehe…
Bagi saya pribadi, saya sebenarnya ngga setuju dengan adanya standardisasi UN yang diberlakukan bagi para para siswa di seluruh Indonesia mengingat begitu banyak dampak negatif yang muncul dibandingkan dampak positif yang ada. Tahun lalu, seorang yang menjadi perwakilan pemerintah bilang kalo standardisasi UN ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelajar Indonesia dengan harapan bahwa meningkatnya standar UN dari tahun ke tahun ini akan lebih memacu, baik murid, guru, sekolah bahkan orang tua untuk berusaha agar lebih baik. Sekarang pertanyaannya, apakah hal ini berhasil?
Mari kita bahas apa yang terjadi dengan adanya standardisasi UN yang diagung-agungkan pemerintah selama ini.
Secara Moral, Standardisasi UN ini telah menciptakan kebobrokan sekolah, mulai dari jual beli soal sampai kerja sama para guru di suatu sekolah untuk membetulkan jawaban para muridnya.
Secara psikologis, UN ini menjadi momok yang berlebihan bagi para pelajar yang kemudian menimbulkan stress sampai ada pelajar yang rela menyerahkan keperawanannya pada dukun karena diiming-imingi bisa mengerjakan soal UN karena nanti badannya akan dimasukkan jin lewat persetubuhan dengan sang dukun.
Dan, secara ekonomi, bukan sebuah rahasia lagi kalo UN ini cukup menguras keuangan Negara dan bahkan Orang Tua yang sibuk berusaha agar anaknya bisa lulus sesuai dengan nilai yang ditentukan. Demi Tuhan, sebenarnya, apa yang salah dengan sistem “agung” yang diciptakan pemerintah ini sehingga terasa begitu sulit bagi para pelajar?
Yang pertama adalah karena standardisasi ini dibuat tanpa meningkatkan kualitas guru, sebagai faktor utama keberhasilan murid. Wong, kesejahteraan guru aja ngga diperhatikan, kok bisa-bisanya maksa semua murid jadi pintar dalam sekejap? Kalo menurut saya sih, mengapa dana untuk UN ngga dialokasikan ke kesejahteraan guru saja?

Yang Kedua adalah Sistem UN ini memaksakan semua siswa memiliki kemampuan yang sama, yang tentu saja berlawanan dengan paham spesialisasi. Sungguh hal yang disayangkan kalo gara-gara ngga lulus Bahasa Inggris, seorang anak yang mendapat nilai 9 untuk Bahasa Indonesia dan Matematika harus menerima kenyataan pahit bahwa dia ngga lulus SMA.
Yang Ketiga adalah ketidakmampuan pemerintah untuk menyadari bahwa pendidikan adalah sebuah proses dan bukannya sesuatu yang hanya ditentukan dalam 3 hari saja. Siapa yang bisa menebak kalo dalam 3 hari itu seorang siswa mengalami masalah atau mungkin berbagai faktor lain yang menyebabkan dia ngga bisa konsentrasi menyelesaikan ujian padahal dalam kesehariannya, dia adalah anak pintar?
Dan yang terakhir, adalah ketidakpercayaan pemerintah pada sekolah sebagai institusi pendidikan. Saya percaya, guru kelas saya pasti akan lebih mengerti saya daripada seonggok komputer yang hanya menilai berdasarkan jawaban. Seorang guru kelas pasti akan menilai kelulusan muridnya dengan berbagai pertimbangan manusiawi yang saya rasa lebih masuk akal daripada hanya menilai berdasarkan apa yang terjadi pada 3 hari UN.
Pada akhirnya, besar harapan saya, semoga tahun ini, banyak adik-adik Kelas 3 SMA saya di seluruh Indonesia yang lulus UN, Wish U all d best!!

INDONESIAN IDOL : TAMPANG, BAKAT ATAU RASA KASIHAN?


Kemarin, saya sempat menyempatkan diri menonton Indonesian Idol (walaupun mengorbankan penampilan beberapa kontestan karena saya sibuk menonton result American Idol di Global TV) dan harus saya akui, di Idol tahun ini, sejauh ini, kontestan cowok yang paling menonjol dibandingkan kontestan cewek, yang beberapa diantaranya tampil menggenaskan dan sangat mengecewakan tapi, kita lewatkan saja pembahasan ini karena selain takut dosa karena mencaci maki anak orang (cuih…munafik!!hehehe…), saya juga ngga enak menghina gender saya sendiri (emm…).
Yang menarik perhatian saya adalah, untuk tahun ini, faktor apakah yang kira-kira akan menentukan seseorang untuk menjadi Indonesian Idol?
Apakah Tampang? (Walaupun Joy yang memenangkan Idol 1, toh Delon bisa bertahan sampai Grand Final karena…emm..tampangnya)
Apakah Bakat? (suaranya Mike OK Banget,bo!! Negro banget!!Selain Mike,Performance Rini juga cukup memuaskan)
Atau yang menjadi trend akhir-akhir ini : Rasa Kasihan?(Seperti yang terjadi pada Ikhsan, Pemenang Indonesian Idol 3, yang saya rasa sebenarnya ngga pantas memperoleh gelar sebagai Indonesian Idol)
Dan, mau tak mau, kita harus menerima kenyataan bahwa faktor Terakhir inilah yang sekarang banyak dimanfaatkan para peserta Idol yang sekarang, mulai dari nangis Bombay tanpa alasan sampai cerita hidup yang menyayat hati sehingga orang akhirnya malah memilih karena rasa kasihan. Yah, kalo gitu, apalah artinya Indonesian Idol sebagai kontes menyanyi?
Jujur saja, saya ngga begitu suka “drama” yang digelar saat seseorang harus dinilai berdasarkan kemampuannya tapi kini, inilah yang sering ditonjolkan ke pemirsa. Huff…memangnya belum cukup ya, sinetron yang ada di Indonesia? Mudah-mudahan tahun ini pemenangnya bukan karena faktor kasihan.
Sekarang, kalo ditanya soal peserta favorit saya Idol kali ini, saya akan menjawab AJI!!!
Soal tampang itu relatif tapi saya suka dengan kepribadiannya yang ceria plus suaranya!! (wuiih…dahsyat…suara kasarnya itu,bo!!) tapi, apakah Aji bisa bertahan tanpa cerita menyayat hati? Saya juga ngga tau bagaimana nantinya karena lepas dari cerita sedih peserta, jangan lupa kalo yang jadi pemenang Asian Idol adalah Hadi Mirza. Kalo diingat-ingat, sedih juga waktu itu kita ngga ngirim Delon. Kalo memang akhirnya semua dinilai berdasarkan tampang (akuilah!!kalo ngga’, ngga mungkinlah Hadi bisa menang atas Jacqueline dan Big MIKE kalo ngga karena tampang), kita harusnya mengutus si ganteng Delon untuk bersaing menarik simpati orang. Huff…susah juga ya kalo kontes menyanyinya kayak gini,hihihi....

Dasar Bambang!!

Saya punya teman dengan cara memaki yang unik. Jadi, setiap kali dia kesal atau marah, dia akan “memaki” dengan menggunakan nama orang. Contohnya, kalo dia marah karena ditanya berulang-ulang, dia bakal bilang,” Kok nggak ngerti-ngerti juga? Dasar BAMBANG!!!”.
Waktu ditanya alasannya, menurut dia sih, nama-nama manusia dipakai untuk menggantikan nama-nama hewan dan sebangsanya (yang sering diucapkan kalo sedang marah), supaya selain menghindari dosa, juga supaya orang yang dimarahi nggak tersinggung.
Untuk lebih jelasnya, kalo ditilik dari segi bahasa, menurut Kamus Bahasa Indonesia yang dia baca, maki adalah ucapan yang keji-keji jadi, kalo dikaitkan dengan arti kata memaki, jelas dia nggak memaki,dong?

Beda dari teman yang pertama, ada lagi teman saya yang lain dengan kebiasaan yang nggak kalah unik. Saking terbiasanya memaki, dia sampai keceplosan untuk menyebutkan nama-nama hewan dan sebangsanya pada saat dia bahagia atau memuji orang lain. Contohnya, kalo dia merasa ada temannya yang punya suara keren, dia bakal bilang, “ Gila!!! Suara kamu ****** banget!!”. Secara bahasa, dia memang memaki tapi, orang yang dimaki kok malah tersipu malu?hahahaha....

Lucu juga kalo membandingkan dua teman saya itu tapi, kalo seandainya saya ditanya yang mana yang lebih kurang ajar, saya jelas akan bilang kalo teman saya yang pertamalah yang makiannya lebih kurang ajar.

Alasannya, kalo dari saya pribadi, memaki itu sebenarnya berhubungan dengan maksud dari perkataan yang kita keluarkan.
Baik itu nama-nama hewan sekitar sampe kosa kata lokal tertentu yang punya arti kurang ajar, selama maksudnya baik yah, walaupun kasar dan kurang ajar tetap saja nggak sekurang ajar orang yang memakai nama orang sampe nama merek televisi tapi dengan tujuan “memaki” atau mengutuk seseorang.

Tapi, lepas dari tingkat kekurangajaran di atas, saya pikir teman saya yang pertama cukup pintar untuk menemukan “gaya baru memaki” ini soalnya, menurut cerita teman “penemu” saya, beberapa teman yang “dimaki”nya justru jadi turun emosinya karena dimaki dengan cara yang aneh tersebut. Orang-orang yang kebetulan lewat juga nggak bakal melihat dengan tatapan sinis soalnya mereka nggak tau kalo dia lagi memaki. Ajaib,bukan?

Pada akhirnya, tulisan saya ini hanya untuk mengukur “tingkat kekurangajaran” dari cara memaki dua teman saya dan bukannya ditujukan untuk mempopulerkan “gaya baru memaki ini” karena bagi saya, diucapkan dengan gaya apapun, tetap saja makian itu nggak pernah enak didengar maupun dirasa baik oleh orang yang dimaki maupun orang yang numpang lewat. Jadi, bila harus memilih, saya akan memilih untuk untuk menahan diri agar nggak memaki saat kesal. Kadang memang keceplosan tapi, nggak ada salahnya terus dicoba,kan?
Maklum, takut dosa...

Tuli Itu Penting

Saya ada cerita bagus ni.
Ceritanya, di jaman dahulu, diadakanlah sebuah perlombaan memanjat gunung yang diikuti oleh berbagai katak dan ditonton oleh manusia (aneh,ya?hihihi).
Sebelum acara dimulai, beberapa manusia yang angkuh sudah tertawa-tawa dan mengatakan kalo para katak tersebut tak akan mampu sampai di puncak gunung itu bahkan, pada saat lomba dimulai, para manusia itu masih saja tertawa-tawa dan berteriak
“Kalian Tak Akan Mampu!!”
“Kalian Hanyalah Sekumpulan Katak Bodoh Yang Tak Akan Sampai Ke Puncak!!”
Dan berbagai teriakan yang kemudian diiringi dengan berjatuhannya berbagai jenis katak yang tak mampu sampai ke puncak sehingga membuat para manusia semakin bersemangat untuk mengejek. Hal tersebut terus berlnjut sampai akhirnya hanya tersisa seekor katak yang masih bersemangat memanjat gunung dan akhirnya…DIA BERHASIL MENCAPAI PUNCAK!!
Saat kemudian katak tersebut turun dan ditanyai teman-temannya mengenai rahasia kemenangannya, sang katak hanya menatap meraka dengan tatapan kosong, karena ternyata…KATAK TERSEBUT TULI!!
Bagi saya, cerita di atas sangat menohok (ehm..) karena saya adalah manusia dengan mental katak-katak yang akhirnya tak mampu mencapai puncak karena sibuk mendengarkan perkataan negatif orang . Entah mengapa, dalam melakukan sesuatu, opini orang lain menjadi pertimbangan besar buat saya sehingga terkadang saya memilih untuk melakukan sesuatu karena ingin merealisasikan apa yang diinginkan orang lain ke saya daripada apa yang benar-benar saya inginkan dan saya sadar, itu sangat merugikan saya.
Saya kurang tahu kalau seandainya teman-teman yang lain juga pernah mengambil keputusan berdasarkan apa yang diinginkan orang lain tapi, bagi saya pribadi, saya sedang berusaha mengubah diri untuk menjadi sang katak pemenang, yang “tuli” terhadap berbagai perkataan orang lain karena saya adalah penerima hasil dari semua keputusan yang saya buat dan bukannya para “manusia” yang sibuk berteriak kalau saya tak bisa.

Serba-Serbi Mikrolet

Dulu waktu nonton acara Dorce Show, Dorce pernah sempat berkunjung ke manado dan bilang, Mikrolet di Manado unik. Ternyata, hal senada juga saya dengar dari Farhan saat dia kebetulan berkunjung di Manado jadi, kali ini, saya tergelitik untuk sedikit membicarakan tentang mikrolet di Manado,hihihi….
1. Tarif
Tarif Mikrolet di Manado adalah Rp. 1.750 untuk satu kali naik dan satu kali turun (^_^) yang mana, jumlah yang saya sebut di atas lumayan nanggung karena waktu bayar Rp.2.000 kadang hanya dikembaliin Rp.200, Rp.100 dan bahkan ngga pernah dapat kembalian karena si sopir dengan senyumannya yang paling manis bilang, “Maaf…ngga ada kembalian”
2. Full-Music
Rata-rata anak Muda di Manado yang naik mikrolet untuk menjalankan aktivitasnya pasti selalu update terhadap lagu-lagu Indonesia terbaru karena sebagian besar mikrolet sudah memiliki MP3 player dan sebagai salah satu modal bersaing, mereka bahkan berlomba-lomba untuk memutar lagu Indonesia yang paling popular dan paling baru untuk memuaskan para penumpang (mumpung penjual MP3, CD dan VCD Bajakan di Manado lumayan Berjaya)
3. Sound System
Untuk beberapa mikrolet tertentu, music sering diputar sekuat-kuatnya (kadang diprotes sama ibu-ibu namun kalo anak muda biasanya hanya acuh) sehingga kalo mau sampai di tempat tujuan harus menekan bel (yang bunyinya kayak bel rumah) atau berteriak (Mukaaaa…..Om!!) supaya sopirnya dengar.
4. Televisi Kecil
Nah, beberapa sopir yang jadi trend-setter bahkan memasang televise kecil biar para penumpang bisa mendengar lagu plus menontonnya (mm…bolehlah untuk ukuran Rp.1750)
5. Kursi Mewah
Maksudnya sih bukan sofa tapi ada kursi penumpang yang bisa disetel maju mundur kayak kendaraan pribadi (ini masih jarang jadi hanya sedikit mikrolet yang punya kursi kayak gini. Untunglah saya pernah naik mikrolet yang langka itu).

Percaya ngga percaya, begitulah mikrolet di Manado, berlomba-lomba untuk memperebutkan hati para penumpang dengan memutar lagu-lagu popular sampe dulu, Peter Pan dan Radja pernah dicap sebagai “lagu mikrolet” karena saking seringnya diputar . Abis, setiap dengar lagunya, selalu ingat mikrolet,huahahahaha….


Suara Seorang Perempuan

Sebenarnya artikel ini untuk tanggal 21....
hemm...apa boleh buat...
mumpung sudah ditulis, diposting aja deh,hehehe...

Tanggal 21 April ini, kita akan memperingati kelahiran seorang wanita luar biasa yang memperjuangkan emansipasi kaum wanita yaitu, saya sebut dengan hormat : Raden Ajeng Kartini.
Konon, berkat jasanya, di jaman yang serba modern ini, kita bisa melihat perempuan dalam berbagai balutan profesi. Mulai dari Tukang Ojek, Kenek, Dokter, Direktur, petinju dan bahkan Indonesia pernah punya seorang Presiden Wanita, yang membuktikan bahwa di jaman sekarang, eksistensi dan suara perempuan adalah suatu hal yang penting.
Nah, diantara berbagai pembahasan yang bisa diangkat tentang peranan wanita, saya tertarik untuk membahas tentang SUARA PEREMPUAN di jaman yang serba modern ini, yang harus saya akui terinspirasi dari salah satu workshop yang saya ikuti dimana Bung Farhan menjadi pembicaranya.
Waktu itu, Bung Farhan bilang, Suara Perempuan sangat penting. Kenapa?
Mari kita bahas beberapa perubahan besar yang terjadi karena suara perempuan:
1.Banyak yang bertanya mengapa SBY terpilih dan bertahan sampai sekarang? Bung Farhan bilang, karena menurut para ibu-ibu, Bapak Susilo-nya ganteng dan tampangnya kelihatan baik jadi nggak apa-apa deh kalo Bapak Susilo yang memimpin.
2.Mengapa AA Gym kini turun pamornya?
Bung Farhan bilang, karena banyak ibu-ibu yang ngga suka Bapak AA Gym kawin lagi alias berpoligami. (saya pribadi sangat anti poligami. Lepas dari apapun keuntungan, kebaikan dan hal positif dari perilaku berpoligami, bagaimanapun juga, monogami adalah hadiah terindah yang pernah diberikan seseorang kepada pasangannya. HIDUP MONOGAMI!!) jadi so pasti AA Gym jadi turun pamor.
3.Mengapa Bung Dede Yusuf punya Kans sangat Besar Buat Jadi Wakil Gubernur?
Ini mah contoh tambahan dari saya, yaitu karena seperti yang saya tonton di Ceriwis waktu Bung Dede jadi Bintang Tamunya, Bung Dede ternyata disukai sama ibu-ibu
Melihat contoh di atas, kita bisa melihat bahwa ternyata bahkan pemerintahan di Indonesia ini cukup dipengaruhi oleh suara permpuan atau lebih spesifiknya saya katakan : Suara Ibu-Ibu, suara yang sering kita lupakan di jaman emansipasi yang seperti sekarang ini karena Kesempatan luas untuk bekerja membuat sebagian kecil wanita melupakan peranannya yang paling mulia, yaitu sebagai seorang ibu. Profesi ini mulai dipandang sebelah mata karena profesi dianggap cuma pekerjaan monoton dan hanya berkisar pada belanja berbagai keperluan rumah tangga, menjaga anak sampai melayani suami. Hanya itukah?
Pernahkan singgah di benak kamu kalo menjadi seorang ibu rumah tangga adalah salah satu tugas paling penting yang pernah diciptakan karena :
1.Seorang Ibu menentukan Kontinuitas sebuah Negara lewat kodratnya untuk melahirkan Generasi Muda
2.Seorang Ibu Menentukan Nasib Sebuah Negara lewat peranannya dalam mendidik dan membesarkan para calon pemimpin Negara. (Karena itulah, bagi saya, pendidikan adalah hal paling krusial bagi wanita, Karena seorang wanita yang cerdas mempunyai peluang yang lebih besar dalam menciptakan generasi muda yang pintar dan sukses)
3.Seorang Ibu Menentukan Pendapatan Sebuah Perusahaan dan bahkan Negara karena dialah yang mengatur Pemasukan dan Pengeluaran sebuah keluarga. Dialah si pengambil keputusan barang merek apa yang dipakai dan apa yang sebaiknya tak dipakai.
Dan, ada begitu banyak peranan lain yang dimainkan seseorang yang “berprofesi” sebagai ibu.
Mungkin bagi sebagian yang membaca, akan menganggap bahwa artikel ini lebih cocok untuk hari ibu tapi percayalah, ini sangat cocok untuk dibicarakan mengingat emansipasi kadang membuat seorang wanita melepaskan profesi mulianya ini. Sungguh hal yang sangat disayangkan mengingat menjadi ibu bukanlah akhir dari segalanya. Buktinya, Primadonna Angela bisa menjadi seorang ibu merangkap penulis Bahkan, berdasarkan website asianbrain, bisa dilihat bahwa beberapa ibu Rumah Tangga seperti mba Dini Shanti dan Mba’ Maya bisa sukses menjadi pebisnis online. Dan inilah arti emansipasi yang sebenarnya menurut saya : Menjadi Wanita berpendidikan yang sukses baik dalam karir maupun keluarga.


mengapa banyak halangan?

Sudah dua hari ini aku ngga berinternet ria, padahal aku sudah mengetik beberapa postingan dengan rapi, eh malah diminta diantar ke sini situlah oleh keluargaku, belum lagi pas besoknya,semua warnet yang kudatangi malah mati lampu. Sial!!
masalah lain datang lagi, aku kebetulan lagi coba-coba pake koneksinya starone tapi malah bermasalah dan pas disetting orang indosat, eh malah ngga bisa connect, bahkan ke telkomnet sekalian,huhuhu....
Pas hari ini sudah bisa berposting-ria, semua data di USB-ku habis dimakan virus yang ada di warnet tempat aku berinternet.
WAAAA!!!!
hampir mati kesal aku!!
Kok banyak halangan?
Anyway, lepas dari segala hal-hal yang tak diinginkan di atas, aku ingin sharing info ni.
Buat teman-teman yang ingin buka situs yang diblokir (kadang blogger sering diblokir kalo pake telkomnet), silahkan buka situs :
www.beatfiltering.com lalu ganti www.youtube.com dengan situ terblokir yang mau kamu buka.
selamat mencoba!!


CARA GAMPANG CONVERT FILE KITA KE PDF

Pas nulis judulnya, aku aja sampe pangling. Kok jadi kayak ahli komputer,ya?hehehe…
Sebagai penulis (ehm…), saya sering menulis memakai Microsoft word, baik menulis cerita fiksi maupun tugas-tugas yang diberikan waktu kuliah. Ternyata, sebagus-bagusnya program Om Microsoft ini, tetap saja ada kekurangannya karena ketika kalau kita memakai font yang “sedikit unik” dan memindahkan tulisan kita ke computer yang ngga ada font tersebut, dijamin font kita bakal diganti dengan semena-mena, yang tentu saja akan merubah jumlah halaman dan berbagai pengaturan lainnya.
Nah, untuk mengatasi hal itu, hadirlah File PDF yang menyimpan dokumen tanpa perlu takut berubah walaupun ganti computer. Dulu waktu saya bikin tugas yang make font favorit saya, saya sempat kelabakan mencari cara supaya convert file MS Word saya ke PDF tapi untunglah ada teman yang memberikan Software Primo PDF Maker ke saya sehingga saya bisa segera menginstallnya dan mengconvertnya sendiri.
Sekarang, di jaman yang serba mudah ini, kini kita tak perlu menginstall lagi program PDF Maker maupun mengaturnya di pengaturan printer karena ada cara gampang untuk mengconvert file kita secara online (huff..akhirnya sampe juga di inti,hihihi…).
Caranya :
1.Kunjungi http://www.freepdfconvert.com/
2.Klik tombol browse dan masukkan file MS Word kamu
3.Masukkan email address kamu
4.Klik Convert
5.Tunggu beberapa menit dan voilaaa…. muncul kotak Job Done!!
6.Klik tulisan : click here to download files maka file PDF kamu terlebih dahulu akan muncul dalam bentuk zip
7.Kamu juga akan menerima email yang berisi file PDF kamu
8.Selamat mencoba
Nb: kalau ada yang ngga jelas, silahkan ditanya, saya juga masih belajar. Saya malah takut kalo sebenarnya semua orang sudah tau cara ini soalnya saya ini lumayan gaptek,hehehe.
Adalah sebuah kepuasan bagi saya bila info ini membantu teman-teman sekalian(halaah..kok malah promosi,hehehe…)


Apa Kekurangan Warnet?

Saya sudah lama menunggu modem dari speedy yang tak kunjung datang dan akhirnya harus menulis di warnet. Nah, yang akan dibahas di sini adalah salah satu kekurangan warnet yang paling sering saya datangi yaitu tak adanya sekat pemisah. Bukannya karena saya mau buka situs porno (hiiii...) tapi karena ini kan mengenai privasi.
Nah, kebetulan sekarang, saya sedang ketemu orang iseng yang kebetulan sedang menemani temannya browsing dan duduk di sebelah saya. Saya sempat beberapa kali melihat ke arah dia dan kayaknya dia iseng melihat layar komputer saya
Mm...SAYA BENCI PRIVASI SAYA DIGANGGU!!!
Dan sekedar info, saya menulis ini saat dia ada di sini.
Mudah-mudahan tulisan saya menyadarkan dia betapa menyebalkannya apa yang dia lakukan.
(nb: ini juga kalo dia memang iseng membaca tapi kalo ngga ya sudah...lagian kalo dia ngga baca, dia ngga bakal tersinggung)


MULUTKU HARIMAUKU

“Handphone Kamu bagus,ya?” pujiku saat salah seorang temanku mengeluarkan HPnya dari tas. Memang, sudah lama aku menginginkan Handphone yang sekarang dipegangnya. Aku pun melanjutkan, “Aku sudah lama lo, kepingin HP kayak gitu tapi HPku yang sekarang lama sekali rusaknya jadi belum boleh diganti.” Dan kami pun tertawa.
Dialog di atas mungkin terasa biasa tapi bagaimana kalau aku mengatakan bahwa 2 hari setelah itu HPku rusak? Menurut yang punya toko HP, LCD-nya rusak sehingga aku harus memilih antara mengganti LCD-nya dengan harga yang lumayan mahal atau langsung mengganti HPku. Seharusnya aku senang berhubung permintaanku terkabulkan tapi sayangnya HPku rusak saat aku lagi bokek. Mana malu minta uang sama mama papa. Untung adik sepupuku yang kebetulan punya 2 HP bersedia meminjamkan HPnya. Huff..
Kejadian di atas sih belum seberapa karena tetanggaku malah mengalami pengalaman yang lebih mengerikan. Ceritanya terjadi pas ada kedukaan di rumahku karena nenekku meninggal. Nah, tetanggaku (yang katanya sih setengah mabuk) malah bercanda dengan teman-temannya dan bilang, “kasihan ya si nenek. Meninggal sendirian, nggak ada yang menemani. Aku sih mau saja menemani.” Percaya atau nggak, besoknya si tetangga meninggal dan di lorongku ada dua kedukaan. Hiii….
Hal seperti di atas mungkin terkesan sedikit berbau magic tapi aku percaya, sebagian besar dari kita pasti pernah merasakan saat dimana apa yang kita katakan menjadi kenyataan. Kalo kebetulan yang kita katakan itu hal positif ya syukur tapi kalo yang kita katakan adalah hal negatif, tentu saja ada sedikit penyesalan. Karena itu, berdasarkan pengalaman-pengalaman aneh yang terjadi, aku bertekad akan mengurangi kebiasaanku berkata yang tidak-tidak serta berpikir positif karena lepas dari hal-hal magic di atas, berpikir positif akan bikin hidup kita lebih baik.


Hadiah Terbaik Untuk Mama

Apa yang kamu kasih ke mama waktu hari ibu?

Cium sayang?

Jabat tangan? (dingin amat sih,hehehe...)

Pelukan?

Makan malam?

Voucher gratis pijit kaki selama 1 jam?

Atau, berbagai cara lainnya yang intinya, ingin berterima kasih ke makhluk yang sudah memungkinkan kita muncul di muka bumi (sok ilmiah!cuih!)

Aku nggak akan pernah lupa (mungkin mama juga nggak pernah lupa ^_^) apa yang kukasih ke mama di Hari Ibu Tahun 2007.

Aku memberi Ucapan Terima Kasih SECARA NASIONAL!!!

Padahal, artikel tentang mama itu hanya iseng kutulis dan kemudian kukirim ke cita cinta yang ternyata, DIMUAT!!!Wohooo.....

Big Thanks buat CITA CINTA!!!

Especially buat Mbak Angie yang sudah repot-repot menelpon.

Nah, back to laptop!!

Setelah aku membeli majalah Cita Cinta yang memuat artikelku, aku langsung membacanya keras-keras di hadapan mama sambil ditonton dengan tatapan yang nggak jelas (yang kuasumsikan sebagai tatapan kagum,hehehe...) oleh tante dan omku lalu kemudian diakhiri dengan cipika cipiki.

Mama sampe nangis lo (hohoho.....)

What a good daughter!!


Tentang Gambar Otak

Kemarin aku dimintai tolong 2 adikku supaya menggambar otak YANG SEHARUSNYA JADI TUGAS MEREKA tapi, karena mereka alasannya banyak PR lain yang menumpuk plus ada ulangan, yah...aku bantu...sial!! (ilang deh pahalanya karena mengeluh,hehehe...)
Ada yang menarik dalam proses penggambaran otak itu. Untuk gambar pertama, aku banyak hapus sana hapus sini (namanya juga gambar pertama) sehingga banyak garis-garis yang tertinggal karena bekas dihapus. Nah, untuk gambar kedua lebih mudah karena aku lebih tahu triknya (uhuuy...) sehingga corat-coretnya lebih sedikit dari yang pertama. Anehnya, pas dikasih ke mereka berdua, mereka malah berebutan gambar yang pertama. Loh?
Alasannya, justru karena gambar pertama banyak coretannya malah lebih terlihat lebih menarik sebagai otak.Mmm...
alasan yang menarik dari 2 ANAK MALAS ITU!!
Lucu juga sih, soalnya aku memang lebih banyak pake "otakku" pas menggambar yang pertama,hihihi...
tapi, lepas dari pemakaian otakku, aku menyimpulkan bahwa, ternyata kita sebagai manusia lebih menarik kalo tidak sempurna. Karena itu, mulai sekarang, hempaskan rasa iri dan rendah hati karena ketidaksempurnaanlah yang menjadi dasar keunikan kita dan melengkapi kita sebagai makhluk sosial yang sudah selayaknya SALING MELENGKAPI.


Lomba Opini

Ini ada postingan lomba dari jatam.org :

Siaran Pers JATAM & Sawit Watch - 25 Maret 2008

Di masa PEMILU, suara rakyat adalah suara Tuhan, paska PEMILU suara rakyat adalah suara setan. Itu mungkin gambaran dalam benak penguasa negeri, yang menolak membatalkan PP No 2/2008. Jelas-jelas peraturan itu mengancam keselamatan rakyat. Tapi Presiden memilih mendengar suara pemodal besar, yang selalu merengek meminta kemudahan. Ironisnya, wakil rakyat di Senayan juga memilih diam, pura-pura tak tahu rakyatnya gusar.
Itu harus diubah. Suara rakyat, harus kembali didengar kapan pun. Bukan karena masa pergantian kekuasaan tiba. Dan rakyat, harus terus bersuara, jika perlu berteriak, mengalahkan suara para pemodal besar, yang saat ini lebih dekat dengan para penguasa.

JATAM dan Sawit Watch, mengajak seluruh warga negara – sang rakyat bersuara, mengeluarkan pendapat, melalui Lomba Opini ”Cuma 300 Perak”, bertema Hutan Lindung, PP 02/2008 & Keselamatan Rakyat.

”Tak hanya warga sekitar hutan yang akan mendapatkan dampak buruk PP tersebut, tapi juga mereka yang tinggal di kota, begitu kawasan lindung atasnya dirusak. Itulah mengapa kami ingin mengingatkan bahaya PP ini, melalui Lomba Opini,” papar Siti Maimunah, Koordinator Nasional JATAM, mengenai alasan penyelenggaraan lomba.

“Sudah banyak kebijakan yang dikeluarkan, yang sebagian besar berpihak pada pemodal, bukan keselamatan rakyat. Kami ingin melakukan sebaliknya. Kami mengundang publik umum, pelajar dan mahasiswa untuk memberikan pendapat dan solusinya terkait PP ini,” tambah Abetnego Tarigan, Deputy Direktur Sawit Watch.

Lomba ini dibuka untuk publik, mulai wartawan, dosen, praktisi, masyarakat umum, juga pelajar/mahasiswa.

Lomba didukung oleh dewan Juri yang telah lama berkecimpung lama di media. Mereka adalah Maria Hartiningsih (wartawan Kompas), Maria Rita Hasugian (wartawan Tempo) dan Farid Gaban (Pena Indonesia). Mereka akan memilih Opini terbaik dari masing-masing kategori. Opini terpilih akan dikirim ke media nasional, diperbanyak untuk disebar ke pemerintah, DPR RI dan publik umum.

Panitia menyediakan hadiah total Rp 10 juta untuk 8 opini terbaik. Nama pemenang akan diumumkan pada 1 Mei 2008. Opini yang ditulis, bisa dikaitkan dengan daya rusak tambang, masyarakat adat, keragaman hayati, perempuan, otonomi daerah, bencana lingkungan, good governance, perubahan iklim, pulau-pulau kecil dan krisis pangan.

Syarat mengikuti lomba sangat mudah. Peserta cukup mengirimkan opininya sepanjang 700 hingga 1000 kata, sesuai tema yang ditentukan. Opini diterima panitia paling lambat tanggal 22 April 2008, melalui email ke luluk@jatam.orgThis e-mail address is being protected from spam bots, you need JavaScript enabled to view it atau alamat surat ke Jl. Mampang Prapatan II No 30 Jakarta Selatan 12790. Info lengkap, buka www.jatam.org

Kontak Media: Luluk Uliyah 0815 9480 246


Info Penerbit

Kalo mau ngirim naskah, ada info penerbit yang baru ni :

We Are FoUmediapublisher, Mencari naskah fiksi yang bagus, mainstream,
inspiratif, edutaiment, Human. Buku yang telah Kami terbitkan, Beauty
for Sale, Living Single,, Yes Im A Model, Machoman Ngomong Cong,
BEauty For Killing Just Release..

Apabila ingin diterbitkan oleh kami, kirim naskah anda ke alamat kami di
Office : 1. Jl. Raya Jatimulya Blok H No. 288
Perumahan Jatimulya Tambun Selatan Bekasi Timur 17510
Script Address : Jl. Betung VI No 256 Pondok Bambu Jakarta Timur 13430
Telp 6221 8201969, 6221 8616374 FAx. 6221 86600243
Email ; FoUmediapublisher06 @yahoo.com
Website : www.foumediapublish er.blogspot. com

Thx
Regard

FoUmediapublisher


Quote Untuk Penulis

Quote ini bagus banget buat penulis :

A writer should say to himself, not, How can I get more money?, but How can I reach more readers (without lowering standards)?
(Brian Aldiss)


situs buat penulis

Kalau mau menulis, ada situs baru ni dari gagas media alias gagasmedia.com tapi, nggak dapat honor,hehehe...

Apa Itu Pulitzer?

Kita sering mendengar tentang penghargaan pulitzer tapi, apa sih sebenarnya pulitzer itu?

Penghargaan Pulitzer (bahasa Inggris: Pulitzer Prize) adalah penghargaan yang dianggap tertinggi dalam bidang jurnalisme cetak di Amerika Serikat. Penghargaan ini juga diberikan untuk pencapaian dalam bidang sastra dan gubahan musik. Penghargaan Pulitzer pertama diberikan pada 4 Juni 1917, dan sejak beberapa waktu lalu, mulai diumumkan setiap tahunnya pada bulan April.

Penerima penghargaan ini dipilih oleh sebuah badan independen yang secara resmi diatur oleh Columbia University Graduate School of Journalism (Sekolah Jurnalisme Universitas Columbia) di Amerika Serikat. Penghargaan ini diciptakan oleh Joseph Pulitzer, seorang jurnalis dan penerbit surat kabar Hungaria-Amerika pada akhir abad ke-19 yang mana,penghargaan Pulitzer pertama diberikan pada 4 Juni 1917, dan sejak beberapa waktu lalu, mulai diumumkan setiap tahunnya pada bulan April.

Penghargaan diberikan dalam kategori-kategori yang berhubungan dengan jurnalisme, kesenian dan surat-surat. Hanya laporan yang diterbitkan dan foto-foto hasil karya surat kabar atau organisasi berita harian yang berbasis di Amerika Serikat saja yang berhak menerima penghargaan jurnalisme.


Info tentang penerbit

Ini ada info tentang penerbit yang aku dapat dari forum penulis. semoga bisa membantu...

Absolut
Jl. Ibu Ruswo 10,
Yogyakarta 55121
Telp : (0274) 372039

Adicita Group
Jl. Sisingamangaraja no. 27
Yogyakarta 55153
Telp : (0274) 377067, 379250
akn@adicita.net
www.adicita.net

AKOER
up. Redaksi Novel
Jl. Kemang Raya No. 1
Jakarta 12730

Alvabet
up. Redaksi Novel
Ciputat Mas Plaza Blok B/AD
Jl.Ir.H.Juanda No 5A
Ciputat Jakarta Selatan 15411

Andi
Jl. Beo 38-40 Yogyakarta
55281
Telp : (0274) 561881
Faks : (0274) 588282
penerbitan@andipublisher.com
frans@andipublisher.com
www.andipublisher.com

BUMI AKSARA
Jl. Aren III NO. 25
Rawamangun - Jakarta Timur
13220
Telp : (021) 47865686, 4895803
info@bumiaksara.co.id

Dastan Books
up. Redaksi Novel
Jl. Batu Ampar III No. 14
Condet, Jakarta Timur 13520

Djambatan
Pogung Baru B/13
Yogyakarta
Telp : (0274) 544168

ELEX MEDIA KOMPUTINDO
Jl. Palmerah Selatan no. 22
10270

Embun Publishing
Jl. Benda Atas no. 37 B, Cilandak Timur, Jakarta
Selatan 12560
Telp : (021) 78844983, 7800402
Faks : (021) 7800634
redaksi@embunpublishing.com
embun_publishing@link.net.id
www.embunpublishing.com

GAGAS MEDIA
Jl. H. Montong no. 57, Ciganjur
Jagakarsa, Jakarta Selatan
12630
Telp : (021) 7888 3030 Ext. 213, 214, 216
Faks : (021) 727 0996
redaksigagasmedia@gmail.com
redaksi@gagasmedia.net
www.gagasmedia.net

Ganeca Exact
Kompleks Satuan Rudal TNI AU,
Jl. Raya Hankam, Jati Rahayu, Pondok Gede
Jakarta Timur 17414
Telp : (021) 84973048 ( hunting )
Faks : (021) 84973102
penerbit@ganeca-exact.com
www.ganeca-exact.com

Gema Insani
Jl. Ir. H. Juanda, Depok dan
Jl. Kalibata Utara II NO.84
Jakarta

Gramedia Pustaka Utama
up. Redaksi Fiksi
Gedung Gramedia lantai 3
Jl. Palmerah Barat 33-37
Jakarta 10270

Grasindo
Up. Redaksi Fiksi
Jl. Palmerah Selatan 22-28
Jakarta 10270

Hikmah (Mizan)
up. Redaksi Novel
Gedung MP Book Point
Jl. Puri Mutiara Raya No. 72
Jakarta 12410

Matahati
up. Redaksi Novel
Plaza Karinda B1.17
Jln. Karang Tengah
Jakarta Selatan

Media Pressindo
Jl. Irian Jaya D-24 Perum
Nogotirto Elok II,
Yogyakarta 55292
Telp : (0274) 7103084

Menara
Jl. Chairil Anwar Ruko
Kalimas no C 28
Bekasi Timur
Telp : (021)88355343
Faks : (021)88355342

Primatama
up. Redaksi Novel
Jl. Beruang Raya 28A
Kampung Peladen Pondok Bintaro
Ciputat 15225

Pustaka Zahra
Jl. Batu Ampar III No. 14
Condet, Jakarta Timur 13520
redaksi@pustakazahra.com
novel@pustakazahra.com
komik@pustakazahra.com
dastan@pustakazahra.com
www.pustakazahra.com

QANITA
PT. Mizan Pustaka
Jl. Yodkali No. 16, Bandung
40124
Telp : (022) 7200931
Faks : (022) 7207038
qanita@mizan.com
www.mizan.com

Resist Book
Jl. Magelang KM 5 Gang
Bima No. 39, Kutuh Dukuh
Sleman, Yogyakarta 55284
Telp : (0274) 580439
Faks : (0274) 580439

Serambi
up. Redaksi Novel
Jl. Kemang Timur Raya no. 16
Jakarta 12730

Ufuk Press
up. Redaksi Novel
Jl. Warga No. 23 A Pejaten Barat
Ps. Minggu - Jakarta Selatan 12510


Siapa Marga T?

Marga Tjoa adalah seorang penulis Indonesia yang terkenal dan sangat produktif. Sejak kecil, Marga sudah aktif menulis bahkan, karangannya sering dimuat di majalah sekolah. Pada tahun 1964, saat Marga berusia 21 tahun, dia menghasilkan cerita pendek pertamanya yang berjudul Kamar 27, yang kemudian disusul dengan terbitnya buku anak-anak karangannya pada tahun 1969 dengan judul Rumahku adalah Istanaku.
Nama Marga mulai dikenal sejak tahun 1973, saat novel “Karmila” diterbitkan dan diterima oleh masyarakat dengan respon yang sangat baik. Novel yang ditulisnya saat masih menjadi mahasiswa kedokteran di Universitas Trisakti itu pun kemudian dicetak ulang berkali-kali sehingga memberikannya uang yang cukup untuk mengunjungi Eropa sebelum mendedikasikan dirinya sebagai dokter. Namun, Marga tak langsung puas dengan prestasi luar biasanya sehingga dia kemudian menulis beberapa novel dan kemudian akhirnya menghasilkan Novel berseri paling populer, “Sekuntum Nozomi”. Larisnya Novel tentang Tragedi Mei 1998 yang menelan banyak korban ini di pasaran pun membuatnya semakin bersemangat menulis sampai sekarang walau dia kini disibukkan dengan perannya sebagai seorang dokter dan ibu rumah tangga.
Sebagai tambahan, Marga ini adalah PENULIS SEJATI yang tak ingin terlalu dikenal masyarakat karena katanya, “kalau sudah terkenal dan susah jalan-jalan, bagaimana nanti saya mendapatkan inspirasi?”

Apa sih Rahasianya?
Jangan berani bilang kalau Marga mendapatkan segalanya secara gratis dan mudah karena, sebagai penulis, Marga tergolong seorang pekerja keras.Ia dapat menghabiskan waktu empat hingga lima jam sehari dalam mengarang. Kedisiplinannya juga tampak dari kegiatannya membaca apa saja. "Masyarakat berhak memilih bacaan yang disukainya, tapi penulis tidak. Ia harus membaca tulisan siapa pun," begitu prinsip Marga. Karena itu ia rela mengeluarkan banyak uang untuk membeli novel.
Jadi, kita bisa menyimpulkan bahwa untuk menjadi penulis sukses seperti Marga T, kita harus RAJIN MEMBACA dan RAJIN MENULIS. Hanya sesimpel itu. Sekarang, kamu siap menjadi “penulis”?

Buku-Buku Marga T
Sekuntum Nozomi (buku satu hingga keempat) - (2002-2006)
Dibakar Malu dan Rindu (2003)
Dipalu Kecewa dan Putus Asa (2001)
Amulet dari Nubia (1999)
Dicabik Benci dan Cinta (1998)
Didera Sesal dan Duka (1998)
Matahari Tengah Malam (1998)
Melodi Sebuah Rosetta (1996)
Dikejar Bayang-bayang (1995)
Sepagi Itu Kita Berpisah (1994)
Rintihan Pilu Kalbuku (1992)
Seribu Tahun Kumenanti (1992)
Berkerudung Awan Mendung (1992)
Sonata Masa Lalu (1991)
Bukan Impian Semusim (1991)
Namamu Terukir di Hatiku (1991)
Istana di Kaki Langit (1990)
Petromarin (1990)
Waikiki Aloha: kumpulan satir (1990)
Kobra Papageno: Manusia Asap dari Pattaya (1990)
Kobra Papageno: Rahasia Kuil Ular (1989)
Di Hatimu Aku Berlabuh (1988)
Ketika Lonceng Berdentang: cerita misteri (1986)
Kishi: buku kedua trilogi (1987)
Batas Masa Silam: Balada Sungai Musi (1987)
Oteba: buku ketiga trilogi (1987)
Ranjau-ranjau Cinta (1987)
Sekali dalam 100 tahun: kumpulan satir (1988)
Tesa (1988)
Sembilu Bermata Dua (1987)
Setangkai Edelweiss: sambungan Gema Sebuah Hati (1987)
Untukmu Nana (1987)
Saskia: sebuah trilogi (1987)
Bukit Gundaling (1984)
Rahasia Dokter Sabara (1984)
Saga Merah (1984)
Fatamorgana (1984)
Monik: sekumpulan cerpen (1982)
Sebuah Ilusi (1982)
Lagu Cinta: kumpulan cerpen (1979)
Sepotong Hati Tua (1977)
Bukan Impian Semusim (1976)
Gema Sebuah Hati (1976)
Badai Pasti Berlalu (1974)


Blog Bagus untuk para penulis

Buat yang suka menulis, blog sup laler hijau ini baguuuus banget. Buktikan sendiri!


Penulis..Profesi Rendahan?

Coba kita balik sebentar saat kita kecil waktu ditanya cita-cita kita. Jawabannya pasti bervariasi, mulai dari Dokter (profesi favorit orang tua untuk anaknya), Pilot (profesi keren karena bisa keliling dunia..gratis, malah digaji lagi), Guru (Enak, bisa menjewer kuping para murid), arsitek (biar bangun rumah besar), sampai Pebisnis Sukses (Biar punya banyak uang). Terus, ada nggak yang pernah mendengar jawaban penulis?

Saya sudah suka menulis sejak kecil tapi jujur saja, waktu kecil, saya ingin menjadi Pengacara supaya bisa membela yang lemah (kecil-kecil idealis,hehehe...) tapi, seiring dengan berjalannya waktu, cita-cita saya malah kandas di tengah jalan karena...kurangnya minat. Saat saya SMA, saya kemudian masuk jurusan IPA, biar lebih banyak pilihan waktu kuliah tapi akhirnya masuk Fakultas ekonomi juga (nggak konsisten,ya?).
Nah, jurusan ekonomi yang saya pilih ini otomatis menggambarkan masa depan saya yang harusnya jadi karyawan sebuah kantor atau pedagang (profesi favorit orang tua saya) tapi, saya kok malah memilih jadi penulis,ya?
Kembali lagi waktu saya masih kecil. Mengapa saya tak mengatakan penulis sebagai cita-cita saya padahal saya suka menulis? Jawabannya, karena waktu itu, saya yang masih anak-anak belum tahu kalau penulis adalah sebuah profesi dan menganggap bahwa itu adalah sebuah bentuk penyaluran ide saja. Tentu saja pemikiran saya itu bukan tanpa alasan karena di pikiran kebanyakan orang tua, penulis memang bukan profesi menjanjikan sehingga kurang disosialisasikan pada anak-anaknya. Kini, apakah memang profesi penulis serendah itu?
Saya pernah bilang ke mama saya kalau saya akan menjadi penulis dan anda tahu apa kata mama saya? Dia bilang kalau saya nggak akan pernah bisa hidup dari menulis. Waktu saya mendengarnya, telinga saya lumayan panas namun, saya tak bisa membalas apa-apa karena saat itu saya belum mendapatkan penghasilan yang lumayan dari menulis (sekarang juga masih belum,hikz!!). Lalu, anda mungkin bertanya, mengapa saya bisa begitu yakin bahwa saya bisa hidup dari menulis, profesi yang selalu dianggap rendah bagi sebagian besar orang tua?
Saya tahu bahwa menulis itu adalah jalan hidup saya justru saat saya jadi mahasiswa fakultas Ekonomi. Ceritanya ni, saya sering iseng ikutan Lomba Penulisan NonFiksi yang diselenggarakan di kampus dan ternyata, secara mengejutkan, saya memenangkan sebagian besar perlombaan yang saya ikuti sehingga memberikan penghasilan bagi saya bahkan, saya pernah berkunjung ke Kupang secara gratis hanya karena Karya Tulis Ilmiah saya tentang pembajakan harus dipresentasikan di sana.
Saat itu, benar-benar membuka mata saya karena saya ternyata bisa hidup dari menulis dan mulai saat itulah, saya sudah jarang meminta uang dari orang tua saya.
Kini, saya berada di sini, walaupun belum mendapatkan penghasilan tetap, saya berusaha untuk membuktikan kalau saya bisa jadi penulis karena bagi saya, penulis adalah profesi paling bergengsi sedunia. Mengapa?
Alasannya sederhana, karena saya AMAT SANGAT menyukainya dan itulah yang membuat saya begitu menghormati profesi ini. Lagian, kini dunia sudah berubah. Profesi sebagai Pekerja Kreatif sudah lebih dihargai. Buktinya, dalam majalah Cita Cinta yang saya baca, berdasarkan survey pada 240 pembacanya :
8.8% memilih Dokter sebagai Profesi Impiannya
9.2% memilih Dosen/Pengajar sebagai Profesi Impiannya
9.5% memilih Model/Pemain Sinetron/Penyanyi sebagai Profesi Impiannya
15.8% memilih PNS sebagai Profesi Impiannya (mm...)
24.2% memilih Wiraswasta sebagai Profesi Impiannya dan akhirnya,
32,5% memilih Pekerja Kreatif sebagai Profesi Impiannya.
See? Kini jaman sudah berubah, kita yang nantinya akan menjadi orang tua harusnya bisa memperkenalkan menulis sebagai salah satu karir yang memiliki prospek untuk masa depan. Penulis itu profesi hebat karena pada dasarnya, banyak penulis yang kaya hanya dari menulis. Sebagai contoh, lihat saja JK Rowling (Penulis Favorit saya) yang menjadi wanita terkaya di Inggris hanya dari menulis Harry Potter. Belum lagi ada Habbiburahman El Shazy yang terkenal dengan Novel Ayat-Ayat Cinta dan Andrea Hirata dengan novel Laskar pelangi yang mendulang emas di negara kita. Berarti, penulis itu pekerjaan yang menjanjikan,dong?
Pada akhirnya, saya tutup artikel ini dengan kata-katanya Doris Lessing :
Tanpa aku, industri buku takkan ada; Para Penerbit, agen, sub-agen,sub-sub agen, akuntan, pengacara, penuntut, fakultas sastra, profesor, tesis, buku kritik, pengulas, halaman-halaman buku-semua struktur luas yang berkembang biak ini ada karena orang kecil yang dihina, disepelekan dan dibayar kurang ini
(Susah deh, jadi orang penting,hehehe...)


Menulis...Perlu Bakat?

Saya pernah bertanya beberapa kali pada diri saya, apakah saya memang berbakat menulis?
Saya yakin, beberapa teman penulis juga pasti pernah bertanya pada diri sendiri saat melihat surat penolakan yang kesekian kalinya, karena memang pertanyaan itu yang terus saya tanyakan pada diri saya saat kebanyakan artikel dan cerpen yang saya kirimkan tak juga dimuat bahkan bahkan novel yang saya kirimkan tak kunjung diterima.
Apakah saya memang tak punya bakat menulis?
Apakah saya memang pantas menyebut diri saya sebagai penulis?
Apakah saya nantinya akan mampu menghidupi diri saya dari menulis?
Saya sempat ragu, apalagi penulis bukanlah profesi yang didukung sepenuhnya oleh keluarga saya sehingga membuat saya semakin down.
Pertanyaan puncak pun akhirnya muncul,
Apakah pilihan saya ini tepat?

Dalam sebuah buku yang saya baca, ada sebuah kalimat yang menarik perhatian saya :
Perasaan Kompetensi sesungguhnya dimulai dengan perasaan, baru kemudian menghasilkan kompetensinya.
Kalimat ini seakan menampar saya.
Kalau saya terus-terusan mempertanyakan eksistensi, bakat dan kemampuan saya sebagai penulis, bagaimana saya bisa menjadi penulis?
Dari kalimat di atas, saya sadar kalau untuk menjadi penulis, kita harus benar-benar yakin bahwa KITA BISA MENULIS.
Orang lain bisa saja tak sependapat dengan kita dan merendahkan serta menjatuhkan kita tapi, adalah sebuah hal yang tak bisa diterima kalau kita sendiri yang merendahkan dan menjatuhkan diri kita.
Setelah meresapi baik-baik kalimat tersebut, saya membuat sebuah kesimpulan bahwa, untuk menjadi penulis, bakat adalah soal belakangan karena yang paling diperlukan adalah KEYAKINAN BAHWA KITA BISA MENULIS.
Untuk mendukung opini saya di atas, saya akan mencoba untuk sedikit mengupas tentang VCD “The Secret” yang membahas tentang bagaimana pemikiran yang positif bisa menarik hal-hal yang positif ke dalam diri kita (law of attraction).
Dalam VCD tersebut, terdapat sebuah penelitian yang dilakukan terhadap para atlit olimpiade. Dalam penelitian tersebut, para peneliti memasangkan alat pemantau yang canggih dalam tubuh para atlit dan menyuruh mereka seolah sedang berlomba lari, hanya dalam bayangan pikiran mereka saja.Hasilnya?
Otot-otot para atlit tersebut bereaksi dalam urutan yang sama, saat mereka sedang berlomba lari dalam pikiran mereka seolah-olah mereka benar lari di atas lintasan lari. Lalu, mengapa hal ini bisa terjadi?
Alasannya adalah, karena otak tak bisa membedakan apakah anda benar-benar melakukannya atau anda hanya membayangkannya saja. Karena itulah, dengan memiliki pikiran bahwa anda adalah penulis yang punya bakat luar biasa dalam menulis saat mengerjakan sebuah tulisan atau naskah, akan menghasilkan hasil yang lebih baik daripada ketika kita berpikir bahwa kita sebenarnya adalah penulis gagal yang tak berbakat pada saat kita menulis sesuatu.
Kini, kesimpulan ini akan membuat kita bertanya lagi.
Jadi, hanya dengan memikirkan bahwa kita adalah penulis akan membuat kita menjadi penulis?
Jawabannya tentu saja tidak.
Untuk menulis, selain punya keyakinan sebagai faktor utama, kita tentu saja harus memiliki displin dalam menulis.
Kalau memang ingin menjadi penulis, tunjukkan seberapa besar keinginan anda untuk menulis. Menulislah minimal satu hari sekali dan bacalah karya orang minimal satu cerita/artikel sehari. Tulislah apa saja yang anda sukai dan mulailah mempelajari gaya penulisan orang lain maka pada suatu hari nanti, anda akan memiliki gaya penulisan anda sendiri karena pada kenyataannya, tak semua penulis terkenal dilahirkan dengan bakat. Banyak penulis terkenal yang memulai karir mereka sebagai penulis yang ditolak, bahkan sampai menjual karya mereka di garasi rumah mereka karena bosan terus-terusan ditolak. Kini,Tanamkan dalam pikiran anda bahwa Bakat adalah Kesabaran Yang Panjang (Gustave Flaubert) dan Lebih Banyak Orang Mempunyai Bakat daripada displin. Itulah sebabnya DISPLIN dibayar lebih tinggi (Mike Price).
Pada akhirnya, saya memiliki kesimpulan bahwa untuk dikukuhkan sebagai penulis, tak perlu harus mendapatkan penghasilan dan diterbitkan tapi, pada saat saya berpikir : saya bisa menulis dengan baik, saya mau menulis dengan baik dan saya mau menulis setiap hari, saat itulah saya adalah seorang PENULIS.


Saya Bangga Jadi Penulis Hijau

Penulis yang saya maksud di atas bukan penulis yang masih hijau tapi penulis yang turut membantu untuk mengurangi efek pemanasan global. Lalu sekarang, pertanyaannya adalah : bagaimana caranya?
1.Teliti Sebelum Tulisan Anda Diprint
Bukan rahasia lagi kalau Penerbit lebih suka menerima naskah dalam bentuk hard Copy daripada Soft Copy karena lebih mudah dibawa kemana-mana jadi, yang ditugaskan membaca naskah kita juga nggak harus diaaaam di kantor terus-terusan atau sakit mata terkena cahaya dari layar komputer hanya untuk tetap membaca naskah-naskah bagus kita.
Nah, karena alasan tersebut, tentunya para penulis yang mengeposkan naskahnya pasti sering memakai kertas dalam jumlah banyak padahal, kertas yang sering kita gunakan berasal dari pohon-pohon yang ternyata berperan penting dalam mengurangi dampak pemanasan global karena selain bisa menghasilkan oksigen dan menyerap gas beracun,pohon-pohon tersebut juga bisa menyerap panas dan mengembalikannya lagi ke angkasa.
Berdasarkan fakta di atas, kita sebagai penyandang profesi yang amat sangat memerlukan kertas (apalagi kalau naskah 100-an halaman yang kita ketik harus dibuat lima rangkap.Gubraak!!), sudah seharusnya memeriksa dulu semua yang kita ketik (mulai dari huruf-huruf yang sering salah ketik sampai tanda baca yang salah penempatannya karena mengantuk) dengan amat sangat teliti sekali sebelum diprint. Kan sayang kalau diprint berulang-ulang karena selain memperbanyak ongkos, berarti kita turut berperan dalam berbagai penebangan pohon yang marak terjadi di Indonesia.
2.Mengurangi Pemakaian printer
Kalau seandainya ada tulisan kita yang nggak harus diprint alias bisa disave di komputer, USB atau CD, ada baiknya nggak usah diprint karena akan menghemat pemakaian kertas yang artinya, kita sudah mendukung keberadaan pohon-pohon yang ada di Indonesia ini. Supaya lebih jelas gambarannya, dari salah satu artikel yang saya baca di internet, dari 10 kg kertas koran yang siap dijual di loakan membutuhkan 1 pohon yang butuh 10 tahun untuk jadi besar (wuaduh!! Coba deh kertas salah print yang di rumah ditimbang, sudah berapa kilogram?)
3.Ciptakan Lingkungan Rumah Yang Hijau
Langkah Terakhir ini mungkin nggak secara langsung melibatkan profesi penulis tapi, terkadang kita sebagai penulis bisa terinspirasi bila melihat sesuatu yang menyejukkan jadi nggak ada salahnya kalo kita menanam pohon di halaman rumah kita yang sekiranya masih menyisakan tempat. Selain bisa mengurangi efek pemanasan global, kita juga bisa jadi tambah inspirasi karena tinggal di tempat yang sejuk dan sehat.
Setelah membaca langkah-langkah di atas, mungkin banyak yang bertanya-tanya, mengapa harus penulis yang bertindak?
Kalau saya diijinkan menjawab, saya akan bilang karena, sadar atau tak sadar, komunitas penulis adalah sebuah KOMUNITAS BESAR yang tak bisa dipandang sebelah mata. Karena itu, saya yakin, bila semua penulis yang membaca tulisan ini bisa mengikuti langkah di atas, akan memberikan dampak yang amat sangat signifikan terhadap pengurangan efek negatif pemanasan Global.
Bagaimanapun, kita adalah bagian dunia ini, bumi ini, Indonesia ini...
Kalau bukan kita, siapa lagi?
Kalau bukan sekarang, kapan lagi?
Yuk, jadi the GREEN WRITERS!!


Penghasilan Tambahan Untuk Penulis

Siapa sih yang nggak senang kalau bisa menghasilkan uang dari melakukan hal yang disukai?
Bagi para penulis yang mengangguk-angguk saat membaca pernyataan di atas, saya mau memperkenalkan situs baru untuk para penulis supaya bisa mendapat penghasilan tambahan, yaitu : ilmuiman.net

Apa Istimewanya Situs Ini?
Yang istimewa dari situs ini, kita nggak harus jadi penulis profesional untuk berpartisipasi karena mereka juga menerima tulisan dari pemula selama tulisannya bagus dan sesuai dengan tema,yaitu : cinta yang jenaka.

Honornya?
Jujur saja, saya belum sempat mengirimkan cerita ke situs ini tapi, saya berharap info ini bisa membantu teman-teman penulis sekalian. Berikut ini, info honor yang saya ambil dari situs tersebut :
Ada dua macam honor untuk menulis di situs ini, yaitu Bronze dan Gold :
Cerita BRONZE
Cerita yang masuk kategori BRONZE, adalah cerita yang sifatnya:
(a).Hanya fragmen-pendek (penggalan, yaitu biasanya bila sifatnya adalah varian dari suatu cerita lain yang utuh, atau sub-bagian dari suatu cerita yang panjang).
(b).Pelengkap cerita (misalnya: bagian daftar isi, ringkasan, dan sinopsis, dari suatu novel).
(c).Cerita pendek yang benar-benar pendek.


Cerita GOLD
Cerita yang masuk kategori GOLD, adalah cerita berkualitas, baik cerita utuh, maupun varian dari suatu cerita. Pada umumnya, penentuan, suatu cerita masuk kategori GOLD atau BRONZE adalah berdasarkan judgement redaksi. Untuk novel, maka per bab-novel dinilai satu GOLD, dan bagian pelengkapnya (sinopsis, ringkasan, daftar isi) diberi satu BRONZE.
Atas cerita yang tayang, penulis akan diberi apresiasi berupa SKOR (yaitu GOLD atau BRONZE, per cerita sesuai kategorinya). Pada saat ini, kurs untuk SKOR ini adalah:

1 SKOR BRONZE = Rp.25.000 dan 1 SKOR GOLD = Rp.40.000
SKOR ini dapat diuangkan bila penulis menghendakinya dan bersedia mengirimkan nomor rekeningnya ke redaksi. Rekening yang diharapkan adalah Rekening BCA. Rekening bank lain, yang dapat menerima transfer via ATM BCA, diperbolehkan, tapi sebetulnya tidak diharapkan (karena ada biaya transfer tambahan).
Berminat? Langsung saja kunjungi situsnya. Good Luck!!


Lomba Esai "Keajaiban Sentuhan Medis"

Saat sakit, jiwa kita juga rentan seperti halnya tubuh, dan staf medis
yang tak hanya sekadar menjalankan tugasnya membuat kita mampu melewati
masa-masa sulit itu.
Apakah Anda punya pengalaman menyentuh dan penuh inspirasi dengan dokter,
perawat atau praktisi kesehatan lain? Apakah praktisi kesehatan tersebut
berupaya keras menolong Anda atau berbagi sesuatu yang akan Anda ingat
selalu?
Sesuai dengan tradisi di Reader's Digest, cerita Anda dapat menginspirasi
banyak orang. Ceritakan kepada kami pengalaman Anda yang paling menyentuh
dengan praktisi kesehatan. Sepuluh cerita yang paling menyentuh
berkesempatan memenangkan total hadiah sebesar 42 JUTA RUPIAH, dan tiga
cerita yang paling menyentuh akan dimuat dalam Reader's Digest Indonesia.

Tiga pemenang berkesempatan meraih:
- Dua tiket pulang pergi kelas ekonomi ke Singapura (dari kota Indonesia
mana saja yang ada penerbangan langsung)
- Akomodasi hotel selama dua malam, dan
- Voucher belanja di Takashimaya, Singapura.

Tujuh pemenang berikutnya akan menerima voucher belanja di Takashimaya,
Singapura.

Kami ingin mengetahui pengalaman Anda, di mana dan kapan saja terjadinya.
Jadi, tulis dan kirimkan cerita Anda agar para pembaca lain turut
tersentuh!

Kirimkan tulisan Anda ke contest@readersdige st.co.id atau lewat pos ke

Lomba Esai "Keajaiban Sentuhan Medis"
Femina Group
Bagian Iklan Reader's Digest Indonesia
Jl. H.R. Rasuna Said kav. B 32-33
Jakarta 12910

Syarat dan aturan lomba:
Singapore Tourism Board memegang hak publikasi seluruh cerita dan foto.
Cerita harus berdasarkan kenyataan dan dapat diverifikasi.
Panjang tulisan sekitar 200 sampai 300 kata.
Batas akhir penyerahan tulisan adalah 25 April 2008.
Tiga pemenang utama harus setuju diwawancarai dan difoto untuk tulisan
feature di Reader's Digest Indonesia.
Hadiah harus diambil paling lambat 31 Desember 2008.
Hadiah tidak bisa ditukar dengan uang.
Hak kepemilikan hadiah tidak dapat dipindahtangankan.
Hadiah tidak termasuk biaya fiskal dan pajak-pajak perjalanan maupun jasa.


Postingan Lebih Baru Postingan Lama