Juni 2008

Negative Impacts of Illegal Music Products

The Impacts are :

•Destroy Domestic Music Industry
Selling and purchasing illegal goods are criminal action consider that, it hurts other parties, especially party in music industry . This piracy activity create loss for them in the form of money ( royalty which must got by them ) and feeling of unappreciated ( Act of selling and buying the illegal Music Product means that people don’t appreciate the creator). So, people from music industry will think twice to create more and more because finally, it will be pirated and their exertion finally, unexpectedly, will benefit the other party who copy their Music Product. This thing will reduce the domestic creativity in Indonesia and, the worst thing here, people from music industry will stop their activity as the action to protest the piracy in Indonesia which create the destruction of Indonesia’s Music Industry . If it happens, state will get much more loss from tax and Indonesian GDP will decrease because of the decreasing of total output from Domestic Music Industry. Also, Indonesian will get less diversity of music to be listened


•Create status for Indonesia as Priority watching list
As what have been told before, piracy has become one serious problem in Indonesia and that problem becomes bigger and bigger connected with Indonesia’s worse status in international world. It can be seen in fact while, Since April 2005, Indonesia is categorized as priority watching list again, connected with its piracy rate. So, while Indonesia is categorized as priority watching list, it means that people tend to reduce their interest to innovate and create something because of lack of law protection to intellectual property. This also influence investment and trade in Indonesia because the status above create a bad image of Indonesia in international world and if it still happen, it’s not impossible that Indonesia will be the first level country and will get Trade fine from US. As example, Ukraina has already become the first level country and US cancelled its export to US as much as $75 million. Not just US, it’s not impossible that, the other developed countries which give high attention to intellectual property right will do embargo to Indonesia connected with the status.

•Create Loss for the state
Illegal Music Product creates a huge loss for Music Industry and also the state in the form of the tax-payment they must receive. Each year, state can have a loss around 1 trillion

•Disadvantage in the process of Transferring technology
Many Firms tend to consider strong intellectual property protection connected with the decision of technology transfer rather than investment decision so, by being a country with weak protection to Intellectual Property, we will have a difficulty in the process of transferring the technology from other countries and it is a poor fact consider that, to be the developed country, Technology (usually through investment ) is a must. Considering our status now, although we can get the technology, one firm has its own policy to minimize the transfer of technology to spesific countries so, there is a possibility that we will not get the whole technology but just some parts of that which means, we will get less benefit compared with other countries.

•Support Porn Material
In Indonesia’s culture, every little thing connected with pornography will be rejected and by the existence of Illegal Music Product offered with Video Clip, it has a chance to show pornography and it is contrary with Indonesia’s culture because it can destroy Indonesia’s Young Generation and also Support the criminality in the form of Sexual Harassment.

Bersama Kijang, Dua Negara Menjadi Satu


Rame-rame nongkrong di Monumen Kehidupan Bersama



Ini ni, mobil kijang yang jadi bahan pembicaraan




Beberapa waktu yang lalu, sepupu saya sempat belajar bahasa Mandarin di Beijing dan akhirnya, setelah dua tahun bermukim di sana, dia pun kembali lagi ke Manado dengan membawa pacarnya yang asli orang Thailand dan ditemuinya pas sama-sama belajar di Beijing.



Jujur saja, waktu pertama kali pacarnya datang ke rumah, kami serumah sempat kelabakan. Bahasa Inggris saja masih nggak bisa dipertanggungjawabkan, apalagi bahasa mandarin dan lebih parah lagi, Bahasa Thailand. Apa yang harus kami bicarakan?
Tapi, kunjungan pertama tersebut tak mungkin bisa mengalahkan kehebohan kunjungan kedua karena pada kunjungan yang kedua tersebut, pacar sepupu saya itu malah membawa orang tuanya langsung dari Thailand, yang memang hanya bisa bahasa Thailand. Semuanya langsung mati kutu, apalagi kami sekeluarga kan sudah seharusnya mengajak mereka jalan-jalan.



Akhirnya, kami memutuskan untuk membawa mereka mengunjungi Tempat wisata bernama Bukit Kasih, sebuah tempat wisata yang sangat menarik, karena menurut legenda suku Minahasa, Bukit Kasih adalah tempat wafatnya leluhur Minahasa, “Toar dan Lumimuut” (bahkan kalo kalian sempat berkunjung, bisa sekalian foto bareng dengan patungnya Toar Lumimuut setelah bersusah payah berhiking vacation (baca:menaiki anak tangga yang menyerupai tembok cina,hihihi)). Selain itu, di bukit Kasih ini juga dibangun lima tempat peribadatan dan dilengkapi oleh monumen kehidupan bersama yang menggambarkan kerukunan umat beragama di Sulawesi Utara sehingga kadang tempat ini sering dipakai untuk berdoa untuk beribadah.Pokoknya, kalo ke manado dan kebetulan nggak begitu suka ke pantai, tempat ini harus dikunjungi,deh.



Nah, yang lucu dalam perjalanan kami yang memakan waktu cukup lama, kami yang jarang bicara di rumah mau tak mau harus memulai pembicaraan. Sepupu saya dan pacarnya itu pun kemudian menjadi penengah dan ternyata, walau patah-patah dan kadang nggak nyambung, dua Negara (baca: Indonesia dan Thailand) pun akhirnya bisa juga disatukan dalam mobil kijang itu. Bahkan, saking berhasilnya perjalanan itu menyatukan kami, pas nyampe di bukit kasih, tante saya dan mamanya pacar sepupu saya sudah akrab dan foto bareng. Akhirnya, sekedar info, keluarga sepupu saya dan pacarnya itu sekarang sedang membuat persiapan untuk menuju ke jenjang perkawinan. Bila saya ingat lagi, saya jadi ketawa sendiri mengingat betapa Kijang telah menyatukan dua Negara yang sama sekali berbeda,hahahaha….



Nb : Tertarik dengan Bukit Kasih dan tempat pariwisata menarik yang lain di Sulawesi Utara? Coba deh kunjungi visitnorthsulawesi.blogspot.com

FILM YANG MENCIPTAKAN TEMPAT PARIWISATA?



Beberapa waktu yang lalu, saya sempat menonton acara showbiz on location di metro TV dengan edisi special kunjungan ke korea. Dan, tanpa disangka-sangka, acara tersebut memberikan saya sebuah pandangan baru yang menarik, mengenai betapa besar arti film bagi sebuah Negara.

Masih lekat dalam ingatan saya, saya adalah salah satu remaja yang terkena demam korea yang mana, pada saat itu, berbagai fim korea menjejali pikiran saya (sampe lupa belajar,hehehe) mulai dari endless love (won bin dan song hye kyo), winter sonata (bae yong jun dan choi ji woo) sampe full house (Rain dan Song Hye Kyo) dan Dae Jo Young karena selain tampang artisnya yang cakep dengan akting bagus, alur ceritanya menarik, bikin candu, bikin emosi dan yang paling parah, dulu waktu saya nonton endless love saya kebayang terus sama nasib tragisnya song hye kyo dan tentu saja, mulai memantapkan diri jadi penggemar won bin,hahahaha….
Pada saat itu, saya pernah baca sebuah artikel mengenai bagaimana korea mulai mempercayakan dan mensupport perfilmannya untuk mempromosikan negaranya dan saya pikir, itu adalah hal yang cukup masuk akal karena sadar maupun tak sadar, pada saat itu, saya jadi terobsesi untuk ke korea dan teman saya bahkan lebih parah lagi, jadi tukang hunting baju daerah korea dan malah kursus bahasa korea (biar katanya kalo ketemu won bin, bisa lancar bicaranya,wakakaka). Tapi, film di korea ternyata tak memiliki pengaruh yang “sekecil” itu karena percaya nggak percaya, film korea (terutama film serial) malah membantu korea dalam MENCIPTAKAN sebuah tempat pariwisata.

Di Korea, ada sebuah tempat yang namanya Abai Village. Jujur saja, tempatnya kelihatan biasa saja karena hanya seperti “pelabuhan” dan ada sebuah kapal yang menghubungkan dua tempat tapi, tempat ini malah banyak dikunjungi orang. Kamu tahu kenapa? Karena tempat ini adalah tempat dimana song seung hun pertama kali menemui song hye kyo yang telah lama terpisah darinya saat tanpa sengaja dia menjepret sosok wanita yang sangat dicintainya itu (yang sudah nonton endless love pasti tahu). Akhirnya, di sekitar tempat itu pun berjejeran berbagai poster dan gambar pemain endless love, yang kemudian mendatangkan turis. Pintar,kan?
Ada lagi, sebuah area dimana ada belasan pohon berjejeran. Biasa sekali,bukan? Tapi kamu harus tahu kalo area tersebut dilalui bae yong jun dan choi ji woo dengan memakai sepeda saat mereka masih pelajar sehingga akhirnya menjadi sebuah tempat yang spesial. Bahkan, ada meja batu di sana yang kemudian ditambah dengan dua patung batu yang diukir menyerupai cowok dan cewek karena kebetulan di meja itu, pertama kali bae yong jun mencium choi ji woo. Oalah…
Mungkin tempat pariwisata di atas masih terdengar biasa jadi, mari kita kanjutkan pembahasan ke rumahnya Rain dan Song Hye Kyo dalam film full house yang pembangunannya memakan biaya sampai miliaran rupiah. Percaya nggak kalo saya bilang itu jadi salah satu tempat pariwisata di korea? Belum lagi lokasi yang dibangun khusus untuk film Dae Jo Young yang setelah syuting dibiarkan seperti itu biar dijadikan tempat pariwisata. Oalah, pemerintah korea dan pembuat film di Korea benar-benar hebat dan kreatif.

Karena itu, saya jadi makin sadar mengenai betapa pentingnya sebuah film berkualitas yang melibatkan lingkungan di sebuah Negara untuk pariwisata negaranya dan, saya bangga bahwa ada pembuat film di Indonesia yang saya pikir sudah menuju ke arah situ.
Masih ingat film Denias? Saya ngga bakalan lupa pengalaman saya waktu menonton film itu karena waktu saya nonton di rumah, seorang sepupu saya lewat dan bilang, “bagus amat pemandangannya. Ini di Afrika,ya?” Ya ampuun, sepupu saya bahkan ngga tau kalo ada tempat sebagus itu di Indonesia (atau dianya emang bego,ya?hehehe). Nggak hanya itu, beberapa tahun yang lalu, waktu saya dan teman saya melakukan perjalanan ke Kupang, tiap hari teman saya ngotot terus ke padang tempat Denias lari, bahkan sampe bela-belain pinjam kamera teman dari Manado karena dia ingin mengambil gambar di sana. See?

Saya sadar, Indonesia cukup “kaya” dengan keindahan alam jadi, untuk permulaannya, menciptakan sebuah tempat pariwisata bukanlah sebuah prioritas tapi saya benar-benar berharap kalau ada film lain selain Denias yang mengeksplore “habis-habisan” keindahan alam di Indonesia sehingga pada suatu saat nanti, ada turis asing yang datang dan bilang, “Tolong bawa saya ke lokasi dimana film A dibuat” atau “ tolong bawa saya ke tempat si artis A menusuk Artis B”. Benar-benar hebat!! Karena itu, ayo sama-sama dukung dan cintai film buatan dalam negeri dan mudah-mudahan film kita bisa “mendunia” (kapan,ya?) biar lokasi-lokasi pariwisata Indonesia juga bisa diperkenalkan ke dunia internasional.
HIDUP FILM INDONESIA!!!

HOREE!!LULUS!!


Akhirnya, kelulusan para murid SMA dan SMK diumumkan juga dan,berhubung saya hanya mendengar sedikit demo maupun protes (atau sayanya yang kurang update,yah?hehehe), saya asumsikan saja, sebagian besar murid yang ikut ujian nasional pasti telah berhasil melalui ujian nasional yang menakutkan itu.
Anyway, saya jelas tak akan mengungkit lagi soal ujian nasional dan standarnya, tapi saya ingin membahas soal apa yang dilakukan para murid saat mereka lulus. Saya nggak tau kalo di kota lain tapi di Manado, pas hari pengumuman (baca:sabtu), saya seolah melihat segerombolan “preman” yang berhamburan di jalan-jalan dengan seragam abu-abu yang telah dicorat-coret. Kok bisa gitu,ya?
Jujur saja, waktu saya dinyatakan lulus, saya bukan main senangnya karena saya takut memikirkan nilai matematika saya (pelajaran yang dibenci sejuta umat,hehehe)tapi, saya nggak mencorat-coret seragam saya tuh, karena saya pikir itu adalah hal konyol dan predikat saya sebagai lulusan SMA tentu saja memberikan beban bahwa saya harus tampil lebih terpelajar dan bukannya tampil konyol sebagai layaknya preman dan mulai berteriak ngga jelas di jalan-jalan. Oalah, kalo saya pake seragam yang dicorat-coret kayak gitu dan jalan-jalan di tempat ramai, saya pasti bakal malu banget (atau..sayanya aja yang gengsian,ya?hehehe)
Pada akhirnya, terpujilah para murid yang nggak mencorat-coret seragam mereka melainkan menyumbangkannya pada yang kurang mampu. Dan, untuk yang sudah terlanjur mencorat-coret baju, yah…saya ucapkan selamat atas kelulusannya dan saya doakan agar semua anak SMA dan SMK yang lulus bisa menjadi generasi muda yang berguna bagi bangsa dan Negara (ciee…mudah-mudahan pak SBY baca,wakakaka)

Transgender, Gay dan Lesbian


Saya suka Oprah dan pokoknya, pas ada waktu luang, saya pasti akan menyempatkan diri menonton wanita panutan saya itu membawakan berbagai isu menarik yang inspiratif.
Nah, yang akan saya bahas kali ini adalah mengenai isu transgender dan penyuka sesama jenis (Gay dan lesbian) yang pas dibahas saat saya kebetulan nonton yang mana, diungkapkan bahwa transgender dan Gay adalah dua hal yang berbeda.Transgender adalah pihak yang merasa dilahirkan dalam tubuh yang salah (cowok dalam tubuh cewek dan sebaliknya) sementara gay dan lesbian adalah pihak cowok yang menyukai cowok dan cewek yang menyukai cewek.
Pada saat saya menontonnya, saya sebenarnya sudah tak terkejut lagi karena saya sudah beberapa kali menonton talkshow tentang hal tersebut namun, yang membuat pembahasan Oprah saat itu terasa berbeda adalah karena adanya keterlibatan orang tua dalam hidup anaknya yang “berubah”.
Dalam talkshow hari itu, dikisahkan ada seorang anak cewek manis bernama Julia yang merasa bahwa dia seharusnya dilahirkan sebagai cowok dan kemudian mengakui hal ini pada ibunya. Anda tahu apa reaksi ibunya? Ibunya tetap bersikap tenang dan berusaha mendukung anaknya dalam melewati proses “perubahan”-nya dengan sabar. Waktu ditanya, ibunya hanya bilang, “aku kehilangan sebuah impian, bukan seorang anak” yang saya pikir cukup masuk akal karena seorang ibu pasti berharap melakukan berbagai hal feminim dengan anak ceweknya dan kemudian akan berakhir bahagia dengan menemani anaknya itu menuju ke jenjang pernikahan dengan seorang lelaki tapi kini, sang ibu tak bisa merasakannya lagi karena anak ceweknya telah berubah menjadi anak cowok. Namun, lepas dari hal di atas, ibunya menyadari bahwa apapun yang terjadi pada Julia, dia tetap saja anaknya yang sangat membutuhkan dukungan dalam proses menjadi apa yang dia inginkan.
Saat menonton, saya tak bisa lagi mengatakan betapa kagumnya saya pada ibu tersebut karena sang ibu memilih untuk berada di dalam pihak yang mendukung dan berusaha menerima Jake (nama cowok dari Julia) apa adanya, yang membuat saya jadi teringat pada waria yang sering wara-wiri di mal dengan pakaian seksinya dan sering diolok oleh teman-teman saya. Jujur saja, saya dulunya cukup “bandel” dan sering mengolok-olok teman cowok saya yang agak "feminim" tapi, setelah saya membaca dan menonton hal-hal tentang transgender, gay dan lesbian, setiap kali saya melihat para waria, saya malah membayangkan betapa besar resiko yang mereka ambil untuk tampil seperti itu.Sungguh memerlukan sebuah keberanian untuk menampilkan diri mereka yang “sesungguhnya”.
Kini, mereka sudah memutuskan yang terbaik bagi diri mereka lalu, bagaimana dengan saya? Apakah saya memilih untuk menjadi pihak yang mendukung, netral, atau malah menghujat?
Pada akhirnya, yang terpenting dalam isu tentang orang yang memilih jadi transgender, gay maupun lesbian bukanlah mengenai mereka (karena mereka sudah memutuskan) tapi mengenai kita dan pilihan kita sehubungan dengan keadaan mereka.
Jadi, kamu berada di pihak mana?

Globalisasi : Ancaman atau Peluang Bagi Budaya Indonesia?


Beberapa waktu yang lalu, saya sempat membaca judul sebuah tulisan mengenai bagaimana bangsa Indonesia bisa bertahan dalam globalisasi budaya yang menyusul eksistensi globalisasi ekonomi dan politik di Negara ini. Tulisan tersebut membuat saya jadi termenung dan memikirkan tentang betapa pentingnya kita mencintai budaya ini dan mempertahankannya di tengah ”ancaman” budaya barat, mulai dari budaya makan (serangan makanan dari Luar Negeri seperti Makanan Jepang sampai KFC mengalahkan kepopuleran makanan lokal di mata anak muda), Busana ( serangan merek-merek luar seperti Dolce Gabbana dan channel telah mengalahkan kepopuleran batik dan kain tenun), Musik ( Musik R&B dan Hip Hop telah mengalahkan kepopuleran dangdut dan kolintang) sampai bagian budaya yang paling vital, yaitu bahasa ( bahasa inggris telah jauh mengalahkan bahasa indonesia sehingga terkadang dianggap memiliki level yang lebih tinggi dari bahasa indonesia. Bahkan, dalam pembicaraan sehari-hari, penggabungan bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris sudah dikembangkan sebagai suatu budaya baru bagi anak muda).
Lucunya, ternyata negara-negara seperti Perancis, Jerman, Inggris dan Italia juga memiliki pemikiran yang sama tentang keberadaan globalisasi budaya, yang mereka sebut sebagai Amerikanisasi, karena dianggap ingin menyeragamkan semua budaya di dunia dengan budaya dari negara adikuasa tersebut. Untuk itu, terdapat beberapa tindak nyata yang dilakukan untuk memproteksi budaya lokal masing-masing negara, seperti Kanada yang membentuk Kementrian Warisan Budaya dan bahkan pernah melarang peredaran Majalah Sports Illustrated dari Amerika Serikat. Selain itu, di Musim Panas 1998, menteri Kebudayaan dari 20 Negara seperti Brazil, Meksiko, Swedia dan Italia berkumpul di Ottawa untuk membahas tentang strategi menahan serbuan Hollywood juggernaut sebagai serbuan yang sarat muatan Hollywood yang tak bisa dihentikan. Mmm…
Tapi, kalo saya pikir-pikir lagi, kok kebanyakan orang (bahkan orang “barat” sendiri) Cuma berfokus ke bagaimana mengatasi globalisasi sebagai “ancaman” ? Padahal kalo kita liat secara positif, Globalisasi juga bisa dimanfaatkan sebagai “peluang” lo...
Coba dipikir lagi, keberadaan globalisasi artinya, lajunya arus informasi lewat adanya internet yang mana, Indonesia memiliki peluang untuk memperkenalkan berbagai budaya dari tiap propinsi melalui web atau bahkan blog(see?) trus, globalisasi menghapus batas antar Negara sehingga akan mempermudah terjadinya pertukaran Pelajar dan mahasiswa maupun, akan ada lebih banyak pekerja asing di Negara kita yang kaya ini (bisa kamu bayangkan, kalau orang-orang asing itu kembali ke Negara mereka dan menceritakan mengenai Negara kita yang kaya ini. Wow!! Promosi Gratis,bo!!) dan yang terakhir, yang saya rasa adalah peluang terbesar adalah Perkembangan Mode yang berskala global yang mana, sekarang ini,bukan hal yang aneh lagi bila orang Indonesia memakai tas tangan Channel dan sepatu Nike, yang tentu saja bukan hal yang sulit karena barang-barang tersebut sudah dijual dengan bebas di Indonesia. Hal seperti ini tentu saja merupakan peluang besar bagi industri batik dan kain tenun kita yang mempunyai kesempatan untuk menjadi merek global dan dapat ditemukan di berbagai butik di seluruh dunia yang artinya, kita akan melakukan Indonesianisasi. Wow, Mustahilkah?
Ini bukan hal yang mustahil selama para perancang batik dan kain tenun bisa membaca pasar global dan membuat berbagai macam variasi agar busana berbahan batik dan kain tenun bisa digilai oleh dunia internasional berhubung memiliki motif dan corak yang unik, khas dan menarik. Sungguh potensi yang luar biasa bagi budaya Indonesia untuk dikembangkan di seluruh dunia.
Melihat berbagai peluang seperti di atas, sungguh hal yang sangat disayangkan bahwa kebanyakan masyarakat kita hanya melihat sebuah masalah dan bukannya fokus pada solusi dan kesempatan yang bisa timbul. Bila saya pikir-pikir lagi (mikiiiir terus. Pusing ah, wakakaka..),Globalisasi sebenarnya bukan masalah besar karena sejak dulu, kita sudah menetapkan Pancasila sebagai saringan bagi kebudayaan asing yang masuk. Kini, bila ada anggapan negatif terhadap keberadaan globalisasi, apakah berarti pancasila sudah tak perkasa seperti dulu lagi?

Wakakaka . . .


Aku dapat info ini dari milis,lucu abis!!
wakakakaka...

INDONESIA : Kementerian Hukum dan HAM
MALAYSIA : Kementerian Tuduh Menuduh

INDONESIA : Kementerian Agama
MALAYSIA : Kementerian Tak Berdosa

INDONESIA : Angkatan Darat
MALAYSIA : Laskar Hentak-Hentak Bumi

INDONESIA : Angkatan Laut
MALAYSIA : Angkatan Basah Kuyup

INDONESIA : Angkatan Udara
MALAYSIA : Laskar Angin-Angin

INDONESIA : Pasukan bubar jalan !!!
MALAYSIA : Pasukan cerai berai !!!

INDONESIA : Merayap
MALAYSIA : Bersetubuh dengan bumi

INDONESIA : Purnawirawan militer
MALAYSIA : Pasukan tak berguna

update 30-05-08

INDONESIA:rumah sakit bersalin
MALAYSIA : hospital korban lelaki

INDONESIA : menteri kehutanan
MALAYSIA : menteri semak belukar

INDONESIA : telepon selular
MALAYSIA : talipon bimbit

INDONESIA : toilet
MALAYSIA : bilik termenung

INDONESIA : Pasukan terjung payung
MALAYSIA : Aska begayut

INDONESIA : ES Campur
MALAYSIA : ABC(Air Batu Campur)

INDONESIA : belok kiri, belok kanan
MALINGSIA : pusing kiri, pusing kanan

INDONESIA : buldozer
MALINGSIA : setrika bumi

INDONESIA : penghapus
MALINGSIA : pemadam

INDONESIA : Departemen Pertanian
MALAYSIA : Departemen Cucuk Tanam

INDONESIA : sendok
MALAYSIA : centong

INDONESIA : centong
MALAYSIA : sendok

INDONESIA : 6.30 = jam setengah tujuh
MALAYSIA : 6.30 = jam enam setengah

INDONESIA : gratis ngobrol 30menit
MALINGSIA : percuma berbual 30minit

INDONESIA : tidak bisa
MALINGSIA : tak boleh

INDONESIA : ok lah, gw mo tidur dulu
MALINGSIA : k larr, aku nak tido

INDONESIA : WC
MALINGSIA : tandas

INDONESIA : Biji P*l*r
MALAYSIA : Buah manggut2 geleng2

INDONESIA : anak kecil
MALAYSIA : budak cilik

INDONESIA : Satpam
MALAYSIA : Penunggu Maling

INDONESIA : Mil/per-jam (MPH)
MALAYSIA : Batu-sejam (Bsj) Ni bangsa masih jaman Batu ternyata...

INDONESIA : Polisi
MALAYSIA : Pak Rela (bukannya polis bro)

INDONESIA: Aduk
MALAYSIA : Kacau

INDONESIA : PANTAT
MALAYSIA : M*M*K/V*G**A

INDONESIA: Di aduk hingga merata
MALAYSIA : kacaukan tuk datar

INDONESIA: anak kecil lagi kejar-kejaran
MALAYSIA : tak boleh kau memburu dia

INDONESIA : 7 putaran
MALAYSIA : 7 pusingan

INDONESIA : Imut-imut
MALAYSIA : Comel benar

INDONESIA : pejabat negara
MALAYSIA : kaki tangan negara

INDONESIA :bertengkar
MALAYSIA:bertumbuk

INDONESIA : pemerkosaan
MALAYSIA : perogolan

INDONESIA : Pencopet
MALAYSIA : Penyeluk Saku

INDONESIA: joystick
MALAYSIA: batang senang

INDONESIA : Tidur siang
MALAYSIA: Petang telentang

INDONESIA : ONA*N*
MALAYSIA : Tarik - Dorong Kelamin

INDONESIA: cuci mobil
MALAYSIA: cuci kereta

INDONESIA: lemari es
MALAYSIA: petidingin

INDONESIA : Air Hangat
MALINGSIA : Air Suam

INDONESIA : Ikan Teri
MALINGSIA : Ikan Bilis

INDONESIA : Terasi
MALINGSIA : Belacan

INDONESIA : Tahun Lalu
MALINGSIA : Tahun Lepas

INDONESIA : Pengacara
MALAYSIA : Penguam


INDONESIA : Sepatu
MALAYSIA : Kasut

INDONESIA : Ban
MALAYSIA : Tayar (diambil dari cara baca tulisan Tyre dalam english)

INDONESIA : remote
MALAYSIA : kawalan jauh

INDONESIA : kulkas
MALAYSIA : peti sejuk

INDONESIA : chatting
MALAYSIA :bilik berbual

INDONESIA : selang air
MALAYSIA :karet

INDONESIA : rusak
MALAYSIA :tak sihat

INDONESIA : rusak
MALAYSIA :bomba

INDONESIA : sabuk pengaman di pesawat
MALAYSIA :tali keledar

INDONESIA : keliling kota
MALAYSIA : pusing pusing ke bandar

INDONESIA: aqua= air mineral
MALAYSIA: aqua= perek (beneran gak ya)

INDONESIA : Tank
MALAYSIA : Kereta kebal

INDONESIA : Jalan-jalan
MALAYSIA : Makan angin

INDONESIA : Helm
MALAYSIA : Topi Keledar

INDONESIA : Kedatangan
MALAYSIA : ketibaan

INDONESIA : bersenang-senang
MALAYSIA : berseronok

INDONESIA : Penjudi
MALAYSIA : Kaki Judi

INDONESIA : Pemabuk
MALAYSIA : Kaki Botol

INDONESIA : bioskop
MALAYSIA : panggung wayang

INDONESIA :rumah sakit jiwa
MALAYSIA :gubuk gila

INDONESIA : dokter ahli jiwa
MALAYSIA : DoKter gila

INDONESIA : narkoba
MALAYSIA : dadah

INDONESIA : Pintu darurat
MALAYSIA : Pintu kecemasan

INDONESIA : Hantu Pocong
MALAYSIA : hantu Bungkus

Postingan Lebih Baru Postingan Lama