April 2009

Feibe, Jagoan saya di Belanda


Kunjungi Situsnya




Jagoan Saya



Setelah beberapa kali membahas tentang Negara sendiri, gpp kan kalo kali ini saya membahas tentang Negara lain? Naah…Negara yang beruntung kali ini (halaah!!) adalah Belanda (suit..suit…). Alasannya? Karna saya kebetulan punya teman di sana jadi lumayanlah sebagai latar belakang cerita.

Teman saya ini namanya Feibe. Saya bertemu dengan Ebe saat masuk kuliah namun akhirnya harus berpisah karena pas semester tiga, Ebe memutuskan untuk berhenti kuliah dan mencari pengalaman baru di Belanda karena kebetulan saudaranya di sana menawarkan dia untuk tinggal bersama mereka di sana. Bila teman-teman menjadi Ebe, apa yang akan teman-teman pilih? Menyelesaikan kuliah atau Ikut ke Belanda?

Jujur saja, untuk saya pribadi, saya pasti akan memilih tinggal dan menyelesaikan kuliah dulu karena udah terlanjur bayar uang masuk 10 jeti jadi, sayang sekali bila saya meninggalkan sesuatu yang belum saya selesaikan demi hal yang belum pasti, dan itulah yang saya katakan pada Ebe saat kami berbincang-bincang mengenai hal ini. Namun pada akhirnya, semuanya terserah pada Ebe dan dia memutuskan untuk menyambut kesempatan langka itu. Maka, hanya dengan bekal nekat (waktu itu,bahasa Inggris Ebe belum terlalu lancar), dia pun berangkat sendiri dari Manado ke Belanda. Katanya, “Saya pasti nyampe…biar pake bahasa inggris patah-patah untuk tanya-tanya, saya pastu nyampe…saya harus nyampe..”. Makanya, Ebe pun menguatkan diri untuk pergi ke Amsterdam dengan Malaysian Airlines dengan rute : Manado-Malaysia-Amsterdam yang mana, perjalanan Manado-Malaysia butuh waktu 3,5-4 jam dengan waktu tunggu sekitar dua jam di Airport Malaysia dan lalu nyabut ke Amsterdam dengan duduk “santai” di Malaysian Airlines selama 12-13 jam (gilee..perjuangannya itu lo).

Setelah nyampe di Belanda, Ebe sempat kembali ke Jakarta untuk mengurus MVV dan memanfaatkan waktu luang dengan belajar Bahasa Belanda. Waktu pertama kali dengar kalo Ebe belajar bahasa Belanda, saya sempat tanya mengenai bahasa yang dipakai di Belanda dan Ebe menjawab, Orang Belanda biasanya menggunakan Bahasa Belanda namun kalo kita ajak ngomong pake Bahasa Inggris, pasti dibalas Bahasa Inggris jadi setidaknya, saya pasti bisa bertahan hidup di sana walau ngga bisa bahasa Belanda,hehehe. Buat teman-teman yang berencana studi di Belanda, banyak juga kok jurusan yang memakai bahasa Inggris dengan pengajar yang bahasa inggrisnya yahud jadi, bahasa so pasti bukan kendala ya? (bilang makasi dong, atas infonya,hehehe..)

Saya sempat bertanya dalam hati, mengapa ya kebanyakan orang Belanda bisa bahasa Inggris dan sejauh ini, jawaban yang paling memuaskan dan masuk akal adalah karena Belanda telah menjadi Negara dengan multi ras dan suku di dalamnya sehingga tinggal dan belajar di Belanda akan membiasakan kita untuk bertemu, berteman dan mencari jodoh orang dari bermacam-macam negara (dipilih..dipilih…) Dengan adanya keanekaragaman seperti itu, di Belanda, kita sebagai orang Indonesia asli (yang 100% nasivora alias pemakan nasi sejati,hehehe) bisa menemukan makanan pokok kita itu di Supermarket yang ada bahkan, buat yang suka jajan di restoran Cina dan India, semuanya tersedia lengkap. Yahud deh…ternyata bisa juga saya bertahan hidup di sana,hehehe…

Keanekaragaman di atas juga yang mungkin bikin Ebe bersikeras untuk tinggal di Belanda dan rela menjalani masa penantian yang panjang karena buktinya Ebe sekarang sudah studi di sana, kerja d sana, udah jago bahasa inggris dan bahkan punya pacar orang sana (hehehe…). Bukan berarti saya terobebsesi punya pacar orang Belanda lo…saya masih cinta produk dalam negri kok, karna papa saya mau saya nikah sama orang Indonesia dengan alasan : lebih mudah dimaki-maki kalo suami saya nantinya kurang ajar (kalo orang barat, susah dimaki-makinya, g nyambung,hihihi). Pada akhirnya, sebagai teman, jujur saya sangat salut pada ketegaran dan kesabaran Ebe dalam masa penantian itu. O iya, buat teman-teman yang ingin ke Belanda bulan juli ini, coba deh ikutan kompetisi blog dari neso. Lumayan lo hadiahnya, dari digital camera, notebook sampe summer course di Belanda. Saya juga ikutan. Kamu?

The Right Web Hosting For Me?

I have been using blogger for around one year. It is a great experience for me. You know, the domain with blogspot is free and the web hosting is also free so I quit love the fact that I will post my writing in internet without paying anything. But, as soon as I plan to be more serious blogger who gets money from the internet, I started to realize that paid domain and paid hosting is very important to create a trust from my subscriber and consumer because it makes me looked elegant and professional. So, I have to start hunting the best domain and hosting provider through internet.

Now, since I have already bought my own domain, it is very difficult for me to choose the right web hosting for me since there are too much information about web hosting so, finding the special website that compare all the web hosting in internet will be great for me. When you are in the same situation with me, just put in your mind that the great website is a website with the clear comparison and rank of web hostings. So far, I have seen many websites and finally find www.webhostingchoice.com as one of the best information provider for web hosting…mm…I’ve tried it. Why don’t you?

What next?



Beberapa saat yang lalu, saya sempat menonton sebuah channel yang kebetulan menyiarkan kehidupan para duke di Inggris (Lumayan, buat melihat calon-calon suami di masa depan,hehehe…). Nah, pas saat itu, duke yang dimunculkan benar-benar beda dari duke yang lain karena dia malah menyumbangkan sebagian besar hartanya untuk mengurangi kemiskinan di Filipina. Alasannya?


Bukan karena tiba-tiba mendapat mimpi atau ilang ingatan tapi, alasan utamanya adalah bosan. Duke yang bernama Dylan Wilk ini merasa bosan karena dirinya (yang dulunya adalah orang terkaya ke-9 di Inggris karena perusahaan Game komputernya) mendapatkan segalanya terlalu mudah.


Menurut Dylan, hal yang paling dia inginkan di seluruh dunia ini adalah Mobil Ferrari dan dia sudah mewujudkannya. Memang luar biasa rasanya saat mobil itu akhirnya datang dan dikendarai mengelilingi kota tapi, rasa itu ngga bertahan lama. Ngga sampe sebulan, Dylan sudah bosan dan mulai berpikir lagi membeli apa untuk memuaskan dirinya lagi. Dylan sampe pernah berkeliling dunia selama enam bulan untuk mengurangi kebosanannya tapi, tetap saja hal itu nggak bertahan lama.Begitu terus, sampai suatu saat dia bertemu dengan seorang Filipina yang kurang mampu dan membuat dia sadar bahwa kebahagiaan sesungguhnya bukan dinilai dari uang dan materi. Selalu mendapatkan berbagai material yang mewah ternyata tidak pernah memberi rasa puas yang permanent. Hasilnya?


Ada sebuah kampung di Filipina yang dinamakan kampung BMW M3 karena dari hasil penjualan mobil tersebut, bisa didirikan sebuah kampung yang terdiri dari 60 rumah dan satu sekolah.


Lepas dari pembahasan tentang Dylan yang akhirnya menemukan bagaimana mengukur nilai seorang manusia, saat menonton acara itu, yang pertama kali keluar dari mulut saya adalah, “Terima kasih Tuhan.”


Terima kasih karna hidup saya tak sempurna, sehingga masih banyak hal yang harus saya kejar. Dan itu yang membuat hidup saya bergairah setiap harinya.


Terima kasih atas segala penghalang dan kegagalan karna itulah yang membuat keberhasilan saya terasa lebih manis, hidup saya lebih bermakna dan lebih banyak lagi yang bisa saya pelajari.


Terima kasih atas milyaran hal baru, tempat baru dan pengalaman baru yang belum saya eksplore dalam hidup saya sehingga hidup saya tak akan kehilangan arah, seperti Dylan pada awalnya.


Akhirnya, saya harap, setiap kali teman-teman blogger merasa gagal atau mengeluh akan hidup yang keras, ingatlah Dylan, yang selalu mendapat apa yang dia inginkan sehingga malah merasa bosan.Mm…bukankah menyenangkan punya target dan obsesi untuk diperjuangkan mati-matian (jatuh bangun aku mengejarmu…hehehe) dalam hidup? Bukankah sebuah sinetron tak ada nilainya kalo ngga ada penderitaan dan air mata dari protagonisnya (ceilee…kata-kata ini saya persembahkan untuk Alyssa Soebandono sebagai aktris yang paling sering nangis. Keep up the good work, hehehe)

thx y buat award dari bung Fauzan :




Postingan Lebih Baru Postingan Lama