What next?
Beberapa saat yang lalu, saya sempat menonton sebuah channel yang kebetulan menyiarkan kehidupan para duke di Inggris (Lumayan, buat melihat calon-calon suami di masa depan,hehehe…). Nah, pas saat itu, duke yang dimunculkan benar-benar beda dari duke yang lain karena dia malah menyumbangkan sebagian besar hartanya untuk mengurangi kemiskinan di Filipina. Alasannya?
Bukan karena tiba-tiba mendapat mimpi atau ilang ingatan tapi, alasan utamanya adalah bosan. Duke yang bernama Dylan Wilk ini merasa bosan karena dirinya (yang dulunya adalah orang terkaya ke-9 di Inggris karena perusahaan Game komputernya) mendapatkan segalanya terlalu mudah.
Menurut Dylan, hal yang paling dia inginkan di seluruh dunia ini adalah Mobil Ferrari dan dia sudah mewujudkannya. Memang luar biasa rasanya saat mobil itu akhirnya datang dan dikendarai mengelilingi kota tapi, rasa itu ngga bertahan lama. Ngga sampe sebulan, Dylan sudah bosan dan mulai berpikir lagi membeli apa untuk memuaskan dirinya lagi. Dylan sampe pernah berkeliling dunia selama enam bulan untuk mengurangi kebosanannya tapi, tetap saja hal itu nggak bertahan lama.Begitu terus, sampai suatu saat dia bertemu dengan seorang Filipina yang kurang mampu dan membuat dia sadar bahwa kebahagiaan sesungguhnya bukan dinilai dari uang dan materi. Selalu mendapatkan berbagai material yang mewah ternyata tidak pernah memberi rasa puas yang permanent. Hasilnya?
Ada sebuah kampung di Filipina yang dinamakan kampung BMW M3 karena dari hasil penjualan mobil tersebut, bisa didirikan sebuah kampung yang terdiri dari 60 rumah dan satu sekolah.
Lepas dari pembahasan tentang Dylan yang akhirnya menemukan bagaimana mengukur nilai seorang manusia, saat menonton acara itu, yang pertama kali keluar dari mulut saya adalah, “Terima kasih Tuhan.”
Terima kasih karna hidup saya tak sempurna, sehingga masih banyak hal yang harus saya kejar. Dan itu yang membuat hidup saya bergairah setiap harinya.
Terima kasih atas segala penghalang dan kegagalan karna itulah yang membuat keberhasilan saya terasa lebih manis, hidup saya lebih bermakna dan lebih banyak lagi yang bisa saya pelajari.
Terima kasih atas milyaran hal baru, tempat baru dan pengalaman baru yang belum saya eksplore dalam hidup saya sehingga hidup saya tak akan kehilangan arah, seperti Dylan pada awalnya.
Akhirnya, saya harap, setiap kali teman-teman blogger merasa gagal atau mengeluh akan hidup yang keras, ingatlah Dylan, yang selalu mendapat apa yang dia inginkan sehingga malah merasa bosan.Mm…bukankah menyenangkan punya target dan obsesi untuk diperjuangkan mati-matian (jatuh bangun aku mengejarmu…hehehe) dalam hidup? Bukankah sebuah sinetron tak ada nilainya kalo ngga ada penderitaan dan air mata dari protagonisnya (ceilee…kata-kata ini saya persembahkan untuk Alyssa Soebandono sebagai aktris yang paling sering nangis. Keep up the good work, hehehe)
thx y buat award dari bung Fauzan :