unik

Saya Bangga, Saya Unik


Semasa saya masih kecil, saya adalah tipe anak yang haus akan kemenangan karena menurut saya, hal itu akan membuat saya mendapatkan perhatian lebih. Hal itu pun mendorong saya menjadi anak yang selalu memberikan 100% dalam segala hal, baik dalam lomba-lomba “remeh” seperti lari karung sampai dalam hal pelajaran, termasuk dalam sebuah tes bahasa Indonesia di kelas saya yang menjadikan membaca dongeng sebagai salah satu bagian dari tes.


Saya masih ingat, waktu saya tahu mengenai perihal tes membaca tersebut, saya langsung bersemangat. Saya tahu saya pasti akan mendapatkan nilai tertinggi dan karena itulah, saya terus melatih cara saya mengucapkan setiap kata-kata setiap hari sebelum hari H.


Akhirnya, hari yang saya nanti-nanti tiba juga. Saya sudah memberikan penampilan saya yang terbaik dan saya tak sabar lagi untuk mendengar hasilnya namun, ternyata saya bukanlah yang terbaik. Namanya juga anak kecil, saya menjadi kesal terhadap guru saya tapi akhirnya rasa kesal itu menjadi rasa malu ketika teman saya mengatakan bahwa mereka tak bisa mendengar dengan jelas apa yang saya katakan, karena lidah saya memang tak bisa mengucapkan huruf “R” dengan sempurna.


Sejak saat itu, saya menjadi minder setiap kali ada sesi membaca dalam pelajaran bahasa Indonesia. Suara saya tidak seperti dulu lagi, karena saya selalu membaca dengan suara pelan dan tak mau ditertawakan teman-teman. Saya benci dengan kenyataan bahwa lidah saya berbeda dengan teman-teman saya. Saya benci bahwa lidah saya tak bisa mengucapkan hal yang sama dengan teman saya. Saya menjadi malu dan benci pada diri saya sendiri.


Namun, semuanya berubah saat saya menjadi yang terbaik dalam pelajaran bahasa inggris karena saya memiliki cara pengucapan paling sempurna dibanding teman-teman saya dan hal itu kemudian memompa rasa percaya diri saya. Saya tak perlu malu lagi menjadi cadel karena walaupun payah dalam bahasa Indonesia, saya hebat dalam bahasa inggris. Saya jadi sadar, saya bukannya beda, tapi saya unik. Saya memiliki sesuatu yang tak dimiliki teman-teman saya dan keunikan itu akan membantu saya dalam segala hal.
Saya pun menjadikan keunikan saya sebagai lelucon yang membuat saya memiliki banyak teman, membuat saya mudah dikenal dalam sebuah komunitas, membuat saya mendapatkan nilai yang tinggi untuk pelajaran bahasa inggris dan karena saya akhirnya kembali menjadi si haus kemenangan, saya berusaha mengimbangi kekurangan saya dalam membaca dengan belajar menulis dengan giat sehingga akhirnya, saya memiliki total nilai bahasa Indonesia yang lebih tinggi dari seluruh teman sekelas saya.


Kini saya mengerti, betapa beruntungnya menjadi orang yang unik, yang berbeda dengan teman-teman lain karena itu bisa membuat saya menonjol diantara berbagai keseragaman yang membosankan dan karena itulah, bila dulu saya katakan, “Saya malu karena saya berbeda” , sekarang saya akan mengatakan dengan penuh percaya diri, “Saya Bangga Karena Saya Unik”.

Postingan Lama