Arti Sebuah Pujian


Sebelumnya, maaf karena beberapa hari ini nggak sempat “menginjak” dunia maya, dikarenakan aktivitas bertumpuk plus, urusan keluarga yang membuat saya harus berangkat pulang kampung ke ternate secara mendadak sehingga harus menyiapkan segala sesuatunya, mulai dari barang yang memang saya perlukan sampe barang titipan (biasalah….)
Tapi, untuk kali ini, saya pending dulu posting tentang pengalaman saya di kota kelahiran tercinta saya itu karena saya mengalami kejadian menarik yang ingin saya bagi dengan teman-teman.
Kejadian ini tepatnya, terjadi di bandara, ketika saya berada di ruang tunggu dan sibuk membawa keponakan saya jalan-jalan supaya dia ngga rewel. Sementara berjalan-jalan, saya merasa seperti melihat wajah yang saya kenal dan…ternyata benar adanya. Saya bertemu dosen saya yang kebetulan akan berangkat ke Jakarta.
Nah, karena saya bekas mahasiswa yang baik (ehm…), maka saya langsung menyapanya dan, mulailah pembicaraan di antara kami berdua, mulai dari apakah yang sedang saya gendong itu anak saya (hikz…memangnya tampang saya kayak ibu-ibu?) sampe aktivitas yang sedang saya geluti sekarang. Saya benar-benar senang bertemu dengan dosen saya itu karena jujur saja, dia itu adalah dosen yang paling saya sayangi dan hormati saat saya jadi mahasiswa bahkan, lepas dari kenyataan bahwa wajahnya memang mirip dengan papa saya, saya selalu menganggap dia “papa” saya di kampus. Saya benar-benar kagum dengan sikap fair-nya pada mahasiswa sampe pengabdiannya yang luar biasa terhadap pendidikan. Belum lagi otaknya yang minta ampun brilian. Pokoknya, saya bangga jadi “anak”nya dia, walaupun dia belum tentu menganggap saya sebagai “anak”nya,hahahaha…
Kembali lagi ke pembahasan (sori, banyak nostalgianya), yang paling bikin saya terharu adalah, dia menyemangati saya dan bahkan mendukung saya supaya apply beasiswa untuk pendidikan yang lebih lanjut. Katanya sih, saya pasti mampu karena menurut dia, saya cukup aktif di kelas dan punya kans sebagai kandidat penerima beasiswa (ehm…). Jujur saja, waktu saya mendengar itu, rasanya saya hampir melayang. Setelah saya lulus, saya sempat mengalami “down” besar-besaran karena beberapa rencana yang sudah saya susun malah hancur berantakan dan walaupun sudah mencoba mensupport diri saya dengan berbagai tayangan, buku sampe artikel tentang perilaku positif supaya saya nggak terlalu “down”, tetap saja saya terlanjur kehilangan sebagian besar rasa percaya diri saya. Tapi, setelah “bincang-bincang singkat” saya dengan “dosen terhormat” saya itu, semangat saya menjadi terpompa. Saya pikir, bila orang yang saya pikir luar biasa sampai memberikan dukungan dan pujian (atau sayanya yang keGRan?hehehe) pada saya, berarti saya memang benar-benar mampu. Saya kini semakin percaya diri dan siap untuk kembali ke manado dan membangun kembali rencana-rencana lanjutan saya.Jia You!!
Adapun cerita di atas ngga saya maksudkan untuk memuji diri sendiri tapi saya hanya ingin mengingatkan mengenai betapa berartinya sebuah pujian bagi kepercayaan diri seseorang, apalagi bila kamu punya posisi tertentu bagi orang yang kamu puji. Karena itu, saya “menghimbau” teman-teman sekalian untuk memuji orang-orang terdekat anda karena anda ngga akan pernah tahu betapa berartinya “pujian kecil” anda bagi mereka.
Yang punya anak, hayo…dipuji anaknya kalo melakukan hal baik
Yang punya bawahan, hayo..dipuji bawahannya kalo pekerjaannya bagus
Dan yang baca postingan ini, hayo…dipuji dong penulisnya,hahahaha…

Posting Lebih Baru Posting Lama

11 Responses to “Arti Sebuah Pujian”

christi mengatakan...

what a nice girl..en makasih sarannya

Agust Wahyu mengatakan...

Van... You are the best... Saya kagum dengan postinganmu... semua penuh arti. Saya iri... kapan punya waktu kayak kamu...

Anonim mengatakan...

What a very nice thought, indeed.. ^^ Jia you!!!

Ivana mengatakan...

@christi&pythia:tengkyu atas dukungannya,sista!
@agust: wah...mas agust langsung mengaplikasikan postingan saya,ya?hehehe...terima kasih ya? mas ngga tau betapa berartinya kata-kata "full-support" mas itu pada blogger pemula seperti saya

Unknown mengatakan...

Bener juga ya...tapi mujinya jangan ketinggian, ntar jatohnya sakit.hehe...

puji aku dunk..!!hehe..
becanda neng..

cahpesisiran mengatakan...

Puji itu nama temenku lho..
Klo kata 'pujian', secara harafiah mirip dengan kata 'ujian'. (harafiah tu apa ya..?)
So, meskipun pujian dan ujian itu merupakan dua kata yang berbeda dan maknanya pun berbeda, tapi keduanya mempunyai kedekatan secara chemistry (halah.. apa lagi ini 'chemistry'?? hehe)
Maksutnya adalah (menurutku), bahwa pujian itu bisa menjadi ujian bagi seseorang. seseorang yang mendapatkan pujian tertentu, maka harus mempertahankan agar tidak menjadi lebih buruk bahkan seharusnya bisa lebih baik lagi.
Dan, seseorang yang mendapatkan pujian, hendaknya tidak terlena atas pujian yang diberikan itu hingga menjadi lupa diri. Nah, itulah yang saya maksud pujian bisa menjadi ujian.
Salut deh buat Van, postingannya menarik..

Anonim mengatakan...

tp ada juga orang yg memuji utk basa-basi doang...itu yg paling sakit. kirain bener eeeh, taunya gak. sy sering ngalamin hal yg ini heheheh

rizky mengatakan...

Oce, aQ puji ya pemilik blognya?? pemilik blog ini wanita yang tjantiq??? kekekkkkk

Kristina Dian Safitry mengatakan...

kamu maniz deh, mbak...
tulisan nya baguz menandakan si penulis blog memiliki otak jenius. he..he..udah deh mujinya...ntar kalo terlalu tinggi bisa terjatuh. kalo dah jatuh sakit rasanya.

Anonim mengatakan...

Hebat memang jasa seorang guru/dosen, tapi yang lebih hebat lagi adalah muridnya yang pantang menyerah walaupun sudah sedikit putus asa (down)...*ini lagi memuji loh :D
*apa sih artinya jia you...??

Ivana mengatakan...

@fauzan: kamu ganteng d,bro!!hehehe
@pesisir kidul: saya stuju!!thx
@nita: di indonesia, memang banyak yang begitu. mudah2an waktu itu dosen saya ngga basa-basi,hihihi
@rizky:thx ganteng.hehehe
@kristina: wah, kalo gini komennya, saya mau ikutan miss indonesia,ah..hahahaha
indo:jadi malu,hehehe.jia you artinya SEMANGAT!!