FILM YANG MENCIPTAKAN TEMPAT PARIWISATA?



Beberapa waktu yang lalu, saya sempat menonton acara showbiz on location di metro TV dengan edisi special kunjungan ke korea. Dan, tanpa disangka-sangka, acara tersebut memberikan saya sebuah pandangan baru yang menarik, mengenai betapa besar arti film bagi sebuah Negara.

Masih lekat dalam ingatan saya, saya adalah salah satu remaja yang terkena demam korea yang mana, pada saat itu, berbagai fim korea menjejali pikiran saya (sampe lupa belajar,hehehe) mulai dari endless love (won bin dan song hye kyo), winter sonata (bae yong jun dan choi ji woo) sampe full house (Rain dan Song Hye Kyo) dan Dae Jo Young karena selain tampang artisnya yang cakep dengan akting bagus, alur ceritanya menarik, bikin candu, bikin emosi dan yang paling parah, dulu waktu saya nonton endless love saya kebayang terus sama nasib tragisnya song hye kyo dan tentu saja, mulai memantapkan diri jadi penggemar won bin,hahahaha….
Pada saat itu, saya pernah baca sebuah artikel mengenai bagaimana korea mulai mempercayakan dan mensupport perfilmannya untuk mempromosikan negaranya dan saya pikir, itu adalah hal yang cukup masuk akal karena sadar maupun tak sadar, pada saat itu, saya jadi terobsesi untuk ke korea dan teman saya bahkan lebih parah lagi, jadi tukang hunting baju daerah korea dan malah kursus bahasa korea (biar katanya kalo ketemu won bin, bisa lancar bicaranya,wakakaka). Tapi, film di korea ternyata tak memiliki pengaruh yang “sekecil” itu karena percaya nggak percaya, film korea (terutama film serial) malah membantu korea dalam MENCIPTAKAN sebuah tempat pariwisata.

Di Korea, ada sebuah tempat yang namanya Abai Village. Jujur saja, tempatnya kelihatan biasa saja karena hanya seperti “pelabuhan” dan ada sebuah kapal yang menghubungkan dua tempat tapi, tempat ini malah banyak dikunjungi orang. Kamu tahu kenapa? Karena tempat ini adalah tempat dimana song seung hun pertama kali menemui song hye kyo yang telah lama terpisah darinya saat tanpa sengaja dia menjepret sosok wanita yang sangat dicintainya itu (yang sudah nonton endless love pasti tahu). Akhirnya, di sekitar tempat itu pun berjejeran berbagai poster dan gambar pemain endless love, yang kemudian mendatangkan turis. Pintar,kan?
Ada lagi, sebuah area dimana ada belasan pohon berjejeran. Biasa sekali,bukan? Tapi kamu harus tahu kalo area tersebut dilalui bae yong jun dan choi ji woo dengan memakai sepeda saat mereka masih pelajar sehingga akhirnya menjadi sebuah tempat yang spesial. Bahkan, ada meja batu di sana yang kemudian ditambah dengan dua patung batu yang diukir menyerupai cowok dan cewek karena kebetulan di meja itu, pertama kali bae yong jun mencium choi ji woo. Oalah…
Mungkin tempat pariwisata di atas masih terdengar biasa jadi, mari kita kanjutkan pembahasan ke rumahnya Rain dan Song Hye Kyo dalam film full house yang pembangunannya memakan biaya sampai miliaran rupiah. Percaya nggak kalo saya bilang itu jadi salah satu tempat pariwisata di korea? Belum lagi lokasi yang dibangun khusus untuk film Dae Jo Young yang setelah syuting dibiarkan seperti itu biar dijadikan tempat pariwisata. Oalah, pemerintah korea dan pembuat film di Korea benar-benar hebat dan kreatif.

Karena itu, saya jadi makin sadar mengenai betapa pentingnya sebuah film berkualitas yang melibatkan lingkungan di sebuah Negara untuk pariwisata negaranya dan, saya bangga bahwa ada pembuat film di Indonesia yang saya pikir sudah menuju ke arah situ.
Masih ingat film Denias? Saya ngga bakalan lupa pengalaman saya waktu menonton film itu karena waktu saya nonton di rumah, seorang sepupu saya lewat dan bilang, “bagus amat pemandangannya. Ini di Afrika,ya?” Ya ampuun, sepupu saya bahkan ngga tau kalo ada tempat sebagus itu di Indonesia (atau dianya emang bego,ya?hehehe). Nggak hanya itu, beberapa tahun yang lalu, waktu saya dan teman saya melakukan perjalanan ke Kupang, tiap hari teman saya ngotot terus ke padang tempat Denias lari, bahkan sampe bela-belain pinjam kamera teman dari Manado karena dia ingin mengambil gambar di sana. See?

Saya sadar, Indonesia cukup “kaya” dengan keindahan alam jadi, untuk permulaannya, menciptakan sebuah tempat pariwisata bukanlah sebuah prioritas tapi saya benar-benar berharap kalau ada film lain selain Denias yang mengeksplore “habis-habisan” keindahan alam di Indonesia sehingga pada suatu saat nanti, ada turis asing yang datang dan bilang, “Tolong bawa saya ke lokasi dimana film A dibuat” atau “ tolong bawa saya ke tempat si artis A menusuk Artis B”. Benar-benar hebat!! Karena itu, ayo sama-sama dukung dan cintai film buatan dalam negeri dan mudah-mudahan film kita bisa “mendunia” (kapan,ya?) biar lokasi-lokasi pariwisata Indonesia juga bisa diperkenalkan ke dunia internasional.
HIDUP FILM INDONESIA!!!

Posting Lebih Baru Posting Lama

18 Responses to “FILM YANG MENCIPTAKAN TEMPAT PARIWISATA?”

Anonim mengatakan...

jadi pengen ke korea nih..kapan bisa main kesono ya?

dee mengatakan...

aku jg pengen ke korea, sm kaya cewe culun :D.. klo di indonesia, gara2 filmnya nirina en irwansyah itu (maaf sy lupa judulnya), kawah putih, ciwidey, bandung jd makin terkenal loh..

Anonim mengatakan...

apa judul film korea yang dibajak sandra bullock?

Anonim mengatakan...

waktu kunjungan ke korsel dg para jurnalis ASEAN, saya melihat langsung betapa pemerintah korsel sungguh2 dan punya trik khusus dlm mem-boost tourism melalui kolaborasi antar film dan sektor wisata. keduanya jalan bareng. hasilnya luar biasa, tempat2 wisata di korsel menangguk untung dr membanjirnya wisatawan dr china, jepang, filipina, termasuk indonesia. jeju island yg dulu biasa2 aja kini malah jadi tempat favorit turis asing krn serial tv dae jang geum itu. patut di contoh sama indonesia. sebenarnya serial tv indonesia juga diputar di filipina, malaysia, tp sinetron kita maennya kebanyakan di rumah dan mal...masih kurang maksimal menyorot keindahan alam dan objek wisata

Toni Blog mengatakan...

romantisnya yang disepeda itu..jadi pengen deh :)

astrid savitri mengatakan...

Dan susahnya banyak film kita yg gak ingin menciptakan tempat pariwisata sama sekali..emangnya ada yg mau jalan-jalan ke kuburan?? secara film kita isinya horor gak mutu melulu..

Willy mengatakan...

Hahaha..setuju ama astrid!emang mau jalan2 ke kuburan?huahahaha..
Sebenarnya aukan korea aja yg pertama liat aja Amrik!produksi filemnya paling jor2an..
Selain jadi penarik utk pariwisata tapi bisa juga buat image di dunia,sangat perlu dikembangkan!
Yuk buat filem!hehe

Anonim mengatakan...

iyah yah.. harusnya di indonesia kalo syuting di tempat2 yang bagus buat pariwisata yah.. biar kalo ada orang asing yang nonton gituh jadi ikut pergi kesana.. huehuehue :D seru seru.. epi wiken sis :D

seezqo mengatakan...

setuju ama Astrid n Willy, Kalau filmnya horor trus bikinnya di tempat wisata terindahpun malah bikin wisatawan nggak mau dateng ke tempat itu. Kan ada setannya :)

Anonim mengatakan...

Lebih prefer nonton film Indo aja deh..biar sedikit norak tapi bisa buat ketawa juga :)

Unknown mengatakan...

Waduh,lama ga nge blog,ternyata tulisannya ivana udah 3 ya..ketinggalan dc..

setuju tuh,coba aja bikin film romantika percintaan di borobudur kek,prambanan kek,or pas merapi meletus, kan asyik.hehe,,

kayanya tulisan kamu ini perlu di baca oleh soetradara2 itu dc,,

ntar kapan2 kalo ke korea bareng ya!!

nindya mengatakan...

wah kamu pengamat film juga ya... kapan bikin film hehehe...

flint mengatakan...

Wew,.. Good point of view,mba. ..
Kapan yahh Indonesia bner2 pny industri yg really amaze kayag mereka?
Wella,let's just wait. ..
Krn aku jg nda ngrti bkin pelem sih. ..
Tulisan mba menghibur dh,, jd menambah wawasan.
Sankyu nee..
Hehe
Makasii y mba..

Keepbloggin-bloggin4FUN!

Raynata... mengatakan...

setuju...film itu bisa jadi ujung tombak pariwisata suatu negara...dari film Korea sampe film Hollywood telah membuktikannya...cuma beda metode aja kayaknya..

setuju juga kalau Indonesia punya potensi besar untuk dieksploitasi.. kalau dari pengalaman terakhir... tempat shooting video clip Once yang ternyata berada di tempat yang gw duga..

tapi sayangnya banyak film yang lebih suka untuk menyembunyikan setting aslinya..malah seakan-akan dibuat kek di luar negri..emangnya senista itu yah untuk menunjukkan potensi alam negri sendiri? :(

doc_wong mengatakan...

Dibandingkan dengan kualitas sinetron indonesia saat ini? Wakakakaka

Anonim mengatakan...

hmm film korea sampai dibajak sama keanu reeves dan sandra bullock...keren juga ya..
cantik2 pula hehe

cahpesisiran mengatakan...

mmm.. kalau aku melihat, sepertinya pemerintah dan bangsa korea sedang gencar melakukan ekspansi budaya (arti positif) ke negara-negara di sekitarnya. salah satunya ya lewat film itu. aku masih inget ketika dulu belum banyak film2 macam itu dari korea, yang banyak baru film jepang. trus, habis itu film korea booming banget. tak tanggung-tanggung, jurusan bahasa korea pun dibuka di universitas di indonesia. salah satunya UGM, sekitar tahun 2003 an. bahkan untuk promosi, mereka rela 1 tahun menggratiskan (semacam) kuliah bahasa korea tersebut bagi yang berminat.
so, mungkin pemerintah dan bangsa korea sudah belajar dan melihat, bahwa kebudayaan akan mampu membawa eksistensi yang kuat bagi negara dan bangsanya di dunia internasional.
dan faktanya, sekarang anak muda di asia (termasuk indonesia) tidak cuma berkiblat pada jepang saja utk masalah fashion dll, tp juga ke korea.
jadi mungkin, semakin kuat budaya suatu bangsa mampu mengekspansi dan diterima masyarakat internasional, bangsa itu akan semakin diuntungkan dalam banyak segi. entah budayanya sendiri, eksistensi bangsa, perekonomian, politik, bahkan hingga mampu menguasai pasar. bukankah di era pasar bebas, mampu menguasai pasar adalah kunci kekuatan ekonomi suatu negara?
semoga bangsa kita pun mampu menjadi bangsa yang kuat di dunia internasional.

Ivana mengatakan...

cewek culun: saya doakan as soon as possible ya mba'
dee: oh ya? bagus deh kalo ada film laen yang mempromosikan lokasi pariwisata selain denias
benkyla : judulnya il mare. Yang maen itu jeon ji hyun. Kalo mo dibilang dibajak, ngga tau ya. Kayaknya mereka sudah minta ijin dulu deh. Lagian, banyak kok film negara lain yang ceritanya kayak gini seperti filmnya ken zhu (saya lupa judulnya) dan ada tu film jepang.
nita, jane, willy,seezqo:yup..setuju..
tony:tapi, mas tau ngga naik sepeda?hehehe
astrid savitri: wakakaka..mudah2an saja sutradara film horor pada baca opini mba'
indo: tapi, film yang ada juga harus berkualitas dong. Kita kan nonton untuk hiburan bukannya memaksakan diri menonton film-film standar dengan cerita dan genre yang itu-itu saja,hehehe
fauzan: kalo ditraktir, saya siap!!biar cuma jadi tukang angkat barang,hihihi
nindya: saya cuma kebetulan saja suka nonton dan nulis jadi, pas kelar nonton,pengennya langsung nulis tentang apa yang aku liat,hehehe.
apriany:saya juga ngga tau bikin film. Taunya cuma kritik aja,hihihi...
raynata: yah begitulah anehnya negara kita
doc_wong: kamu...sadis juga,ya?hehehe
benkyla: film jepang juga banyak dibajak tuh, tapi kebanyakan horor
pesisir kidul: two thumb up buat kamu